Record Detail
Advanced SearchText
Pendidikan sebagai Strategi Kebudayaan (Tinjauan filosofis atas karya dan perjuangan Raden Ajeng Kartini)
Pendidikan merupakan suatu bagian yang fundamental dalam kehidupan manusia. Pendidikan tidak dapat terpisah dari manusia. Setiap manusia berhak untuk mendapatkan pendidikan dan mengembangkannya dalam kehidupan. Secara umum pendidikan merupakan suatu upaya dalam mengembangkan kemampuan setiap individu sehingga menjadi pribadi yang cerdas dan berpotensi. Pendidikan di Indonesia sebelum maupun masa Kartini hanya dinikmati oleh sekelompok orang saja yakni dari golongan bangsawan (priyai), sedangkan kaum perempuan dari golongan miskin tidak diberikan kebebasan untuk bersekolah. Pembatasan pendidikan terhadap kaum perempuan Jawa dipengaruhi oleh adanya praktek budaya patriarki yang dianut oleh masyarakat Jawa sendiri. Menurut adat-istiadat Jawa tugas kaum perempuan hanya mengatur dan mengurus rumah tangga. Skripsi ini saya buat dengan judul PENDIDIKAN SEBAGAI STRATEGI KEBUDAYAAN (Tinjauan Filosofis Atas Karya Perjuangan Raden Ajeng Kartini). Fokus tulisan ini adalah menguraikan pentingnya pendidikan bagi manusia. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dimiliki oleh manusia, karena tanpa pendidikan manusia tidak dapat bertumbuh dan berkembang ke arah yang maju. Pendidikan adalah sebuah strategi untuk membebaskan manusia dari kungkungan adat-istiadat, misalnya budaya pingitan dan praktek poligami yang dianut oleh masyarakat Jawa pada era Kartini. Berdasarkan adat-istiadat Jawa bahwa ketika kaum perempuan memasuki usia 12 tahun, mereka mulai dipingit/dikurung di dalam rumah. Selama dipingit perempuan tinggal di rumah dan tidak diperbolehkan keluar dari rumah. Sesudah dipingit perempuan dipersiapkan untuk dinikahi dengan pria yang sudah ditentukan orang tuanya. Eksistensi kaum perempuan Jawa pada era sebelum Kartini dan masa Kartini amat menyedihkan. Kaum perempuan tidak memiliki ruang gerak untuk mengembangkan kemampuannya, mereka selalu berada di bawah tekanan adat istiadat. Relasi antara kaum perempuan dan laki-laki pun selalu ada batasnya. Kedudukan kaum perempuan berada di bawah laki-laki dan mereka dipandang sebagai mahkluk yang lemah. Kartini menentang atas perlakuan adat-istiadat tersebut. Bagi Kartini budaya tersebut merupakan tradisi penindasan terhadap kaum perempuan. Kartini berjuang untuk mengubah kedudukan perempuan dan memajukan kaum wanita Jawa melalui pendidikan dasar. Kartini bercita-cita supaya kaum perempuan dididik menurut sistem pendidikan baru. Apabila perempuan telah dibekali dengan pendidikan mereka tidak lagi menerima perlakuan semena-mena dari laki-laki. Pendidikan menjadi elemen dasar untuk memperbaiki cara pandang atau pola pikir individu dan kelompok sosial untuk membongkar kungkungan struktural-kultural yang menciptakan kemiskinan dan keterbelakangan. Pendidikan sebagai strategi kebudayaan berfungsi memperbaiki tradisi adat-istiadat yang menyimpang dengan nilai kemanusian manusia dan mengarahkan nilai-nilai kejujuran dan rasa tanggung.
Availability
18.064 | 370 Gol p | Perpustakaan STFT | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
370 Gol p
|
Publisher | STFT Widya Sasana : Malang., 2022 |
Collation |
xi + 96hlm: 22x28cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Classification |
370
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available