Record Detail
Advanced SearchText
Konsep Toleransi Michael Walzer dalam Masyarakat Multikultural (Tinjauan dari perspektif filsafat sosial)
Fokus tulisan ini adalah mendeskripsikan gagasan toleransi Michael Walzer dalam masyarakat multikultural dan relevansinya terhadap situasi kehidupan bermasyarakat saat ini. Michael Walzer adalah seorang filsuf Amerika yang memiliki perhatian khusus terhadap persoalan toleransi dalam kehidupan masyarakat multikultural. Disinyalir bahwa saat ini suatu negara tidak lagi bersifat homogen tetapi heterogen. Hal ini berarti masyarakat memiliki latar belakang kebudayaan, agama, etnis, dan ras yang berbeda. Keberagaman ini pada satu sisi merupakan suatu keniscayaan dan kekayaan bagi suatu bangsa. Tetapi disisi lain kehadiran berbagai kelompok tadi menimbulkan konflik dalam kehidupan bersama. Perbenturan nilai dan ide antara suatu kelompok dengan kelompok lain menyebabkan terjadinya kekacauan dalam kehidupan bersama. Selain itu pemahaman yang keliru terhadap ajaran budaya dan agama melahirkan sikap fanatik dan sikap intoleran terhadap kelompok lain. Sikap intoleran ini ditunjukan oleh kelompok radikal dan separatis yang selalu menarasikan kebencian, kurang mengakui dan menghargai kehadiran kelompok lain. Mengatasi persoalan ini, sikap toleransi sangat diperlukan untuk menciptakan koeksistensi damai. Walzer menegaskan sikap untuk menciptakan hidup berdampingan secara damai yaitu mentolerir kelompok yang berbeda dengan mengakui dan menghargai kehadiran dan keberadaan mereka dalam kehidupan bersama. Selain itu Walzer juga mengatakan ada tiga hal yang perlu dilakukan untuk menciptakan masyarakat yang toleran yaitu toleransi terhadap perbedaan kebudayaan, toleransi: pengurangan perbedaan kelas, dan keseimbangan toleransi. Toleransi terhadap perbedaan kebudayaan menekankan pentingnya sikap menerima, terbuka dan bersolider dengan kelompok yang berbeda. Toleransi: pengurangan perbedaan kelas sosial menekankan pemberian rasa hormat terhadap masyarakat kelas menengah ke bawah dan perlu pemutusan hubungan kelas dan kelompok. Dan keseimbangan toleransi menekankan akan pentingnya hubungan timbal balik antara individu dan kelompok. Gagasan Walzer ini mendapat aktualisasinya dalam bangsa Indonesia yaitu terwujud dalam UDD 1945 tentang kebebasan beragama, memperjuangkan keadilan dan hak masing-masing kelompok masyarakat, dan kesetaraan. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulisan menggunakan pendekatan kritis dalam perspektif filsafat sosial. Pendekatan kritis berarti berusaha menyibak hal-hal yang tersembunyi di balik argumentasi dan berusaha untuk menilainya. Pendekatan tersebut dilihat dalam perspektif filsafat sosial yang memiliki karakter spekulatif, kritis-konstruktif dan historis. Dalam konteks ini, argumentasi filosofis diuji dan dipertanyakan dalam realitas keseharian. Dari perspektif filsafat sosial di atas penulis menggunakan literatur yang ada dengan studi kepustakaan. Akhirnya dari tulisan ini penulis, menemukan aktualitas gagasan Walzer dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia. Toleransi yang dikonsepkan Walzer memberikan masukan luar biasa akan kehormatan dan pengakuan bagi keberlangsungan koeksistensi damai dalam negara Indonesia yang plural.
Availability
18.090 | 320 Yek k | Perpustakaan STFT | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
320 Yek k
|
Publisher | STFT Widya Sasana : Malang., 2022 |
Collation |
xiv + 163hlm: 22x28cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Classification |
320
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available