Fokus pada skripsi ini adalah mencari dan menemukan pokok teologi dari teks Lukas 18:18-27 serta merefleksikannya secara teologis. Untuk mencari pokok teologinya, penulis menggunakan metode analisis eksegetis, di mana penulis mendalami teks dengan berbagai analisis yang berkaitan dengan pemahaman teks. Penulis menghimpun data melalui Kitab Suci Deuterokanonika, buku-buku, dokumen Gereja, artikel jurnal, dan sumber internet. Dengan memadukan sumber-sumber yang ada, penulis menemukan beberapa hal, pertama teks ini terdiri dari dua bagian, yakni (I) Syarat-syarat Memperoleh Keselamatan; (II) Bahaya Kekayaan. Kedua, penulis melakukan tafsiran atas teks dan menemukan pokok teologi teks, yakni seorang pemimpin yang merindukan kehidupan kekal tidak sepenuhnya mampu menjalankan syarat yang diajukan oleh Yesus. Hartanya telah menutup mata hatinya untuk melihat kebenaran di dalam Yesus. Karena itu, orang kaya sukar masuk Kerajaan Allah. Bagi Yesus Kerajaan Allah hanya dapat diperoleh orang yang mau lepas dari harta duniawi dan mengikuti Yesus di jalan penderitaan-Nya serta menjadikan Allah satu-satunya harapan. Ketiga, berdasarkan pokok teologi tersebut, penulis menguraikan refleksi teologis atas teks sebagai berikut: (I) Harapan akan Keselamatan; (II) Jalan Keselamatan: Melepaskan Diri dari Kelekatan Duniawi dan Mengikuti Yesus; (III) Kuasa Allah atas Keselamatan Manusia. Keempat, penulis menemukan bahwa teks ini sangat relevan bagi orang Kristen di tengah situasi pandemi Covid-19. Teks ini dapat menjadi pedoman untuk tetap teguh bertahan dalam iman, harapan, dan kasih, meskipun semangat individualis sangat menggoda manusia.