Fokus karya tulis ini ialah mengenai pemaknaan penderitaan dari pengalaman Ayub sebagai orang beriman. Penderitaan dimaknai sebagai awal dari kebaikan dan salah satu jalan keselamatan terdapat dalam Kitab Ayub 1:1-22. Pengalaman iman Ayub di tengah penderitaan menegaskan bahwa adanya penderitaan bukan hukuman dari Allah atas dosa manusia, melainkan sebagai salah satu sarana untuk sampai pada suatu kebaikan dan keselamatan. Makna penderitaan Ayub sebagai awal dari kebaikan ialah untuk kematangan beriman dan semakin mengenal Allah. Kematangan beriman seseorang dapat dilihat pada sikap ketaatan dan kesetiaannya kepada Tuhan dalam menghadapi penderitaan. Penderitaan juga mempunyai makna pengenalan akan Allah secara lebih mendalam. Allah dapat dikenal sebagai seorang Bapa dan Sahabat yang senantiasa mendidik dan menemani manusia dalam pengalaman penderitaan. Dalam tulisan ini, metodologi yang digunakan ialah metodologi kepustakaan. Penulis mengumpulkan sumber-sumber dari berbagai buku, artikel dan internet yang berkaitan dengan Ayub 1:1-22. Temuan dalam tulisan ini ialah bahwa manusia dihadapkan pada pengalaman penderitaan yang melampaui kemampuannya tidak dapat berbuat apa-apa selain pasrah dan menaruh harapan yang besar pada penyelenggaraa-Nya. Sikap pasrah dan berharap ini merupakan wujud dari iman seseorang.