Image of Konsep Penderitaan Menurut Arthur Schopenhauer (Tinjauan filosofis)

Text

Konsep Penderitaan Menurut Arthur Schopenhauer (Tinjauan filosofis)



Fokus tulisan ini adalah Konsep Penderitaan Menurut Arthur Schopenhauer (Tinjauan Filosofis). Manusia adalah makhluk yang mulia. Dikatakan sebagai makhluk yang mulia karena manusia memiliki anugerah akal budi. Melalui kemampuan akal budi yang dimilikinya, manusia mampu melakukan berbagai macam hal. Manusia dapat berpikir, dan menggunakan pikirannya itu untuk menciptakan berbagai macam karya. Ia dapat merancang kehidupannya dan sekaligus mengejar cita-cita yang diimpikan. Selain itu, manusia dapat merefleksikan eksistensinya. Kemampuan akal budi yang demikian, memampukan manusia untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupannya di dunia ini. Jika ditelisik lebih jauh, tujuan dari hidup manusia itu sendiri ialah menggapai kebahagiaan. Keinginan hidup bahagia adalah kodrat manusia. Kebahagiaan sendiri merupakan kesempurnaan hidup manusia. Dengan berbagai cara, manusia berusaha untuk menggapainya. Dalam usaha menggapai kebahagiaan itu, manusia tidak dapat lepas dari realitas penderitaan. Realitas penderitaan merupakan realitas hidup keseharian. Semua makhluk yang hidup tidak terlepas dari realitas ini. Masalah penderitaan telah menjadi persoalan umat manusia sepanjang zaman. Penderitaan hadir sebagai momen yang mengguncang, menggetarkan dan menakutkan bagi yang mengalaminya. Menjawab kegelisahan ini, manusia telah menghasilkan banyak pemikiran dan mengembangkan berbagai teknologi untuk keluar dari penderitaan. Namun berbagai usaha yang dilakukan manusia tidak menyelesaikan masalah penderitaan. Penderitaan terus membayangi kehidupan, dan tak dapat terhindarkan. Realitas penderitaan mengisyaratkan bahwa manusia adalah makhluk yang mulia sekaligus terbatas. Di hadapan penderitaan, manusia lumpuh dalam ketakberdayaan. Menurut Arthur Schopenhauer, hidup adalah penderitaan. Menurutnya, seluruh dunia dalam dimensi ruang dan waktu merupakan objektivisasi dari kehendak metafisis. Kehendak metafisis itu memanifestasikan diri dalam individu. Manifestasi kehendak itu tampak dalam diri manusia. Kekuatan kehendak menjadi nyata di dalam penderitaan, sebab penderitaan lahir dari perbedaan antara kehendak dan kemampuan untuk memenuhinya. Manusia menderita karena keinginannya untuk hidup. Manusia selalu merasa tidak puas, mengalami munculnya keinginan yang satu sesudah pemuasan yang lain. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis menggunakan metode refleksi kritis. Penulis melakukan studi pustaka dengan mendalami buku-buku sumber dan tulisan yang mengomentari gagasan Arthur Schopenhauer dan kemudia mengkrtisi gagasan mengenai konsep penderitaan. Akhirnya, penulis hendak menegaskan bahwa konsep penderitaan Schopenhauer adalah suatu bentuk cara pandang (penyelidikan filosofis) untuk memahami eksistensi manusia dan realitas yang dialami, yang bertujuan untuk melihat kehidupan dengan sadar dan bijak.


Availability

18.086193 Reb kPerpustakaan STFTAvailable

Detail Information

Series Title
-
Call Number
193 Reb k
Publisher STFT Widya Sasana : Malang.,
Collation
xiii + 104hlm: 22x28cm
Language
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Classification
193
Content Type
-
Media Type
-
Carrier Type
-
Edition
-
Subject(s)
Specific Detail Info
-
Statement of Responsibility

Other version/related

No other version available




Information


RECORD DETAIL


Back To PreviousXML DetailCite this