Skripsi ini membahas tentang konsep kesetaraan gender menurut novel Cinta di Dalam Gelas karya Andrea Hirata dalam terang filsafat feminisme John Stuart Mill. Konsep kesetaraan gender Andrea Hirata dibentuk oleh kritik atas budaya patriarki di Indonesia. Budaya patriarki yang diangkat oleh Andrea Hirata adalah budaya patriarki sesuai konteks pengalamannya yang telah ditulis dalam novel Cinta di Dalam Gelas, dan konteks budaya patriarki masa kini. Budaya patriarki masa kini bersembunyi di dalam keluarga dan membentuk budaya patriarki di dalam masyarakat. Skripsi ini dikerjakan dengan metodologi fenomenologis kualitatif. Metodologi fenomonologis berguna untuk mengangkat budaya patriarki yang menjadi fenomena panas di Indonesia. Metodologi kualitatif berguna untuk menjadi referensi kuat dalam menopang konsep kesetaraan gender yang dirumuskan dalam novel Cinta di Dalam Gelas. Pembahasan akan dimulai dari penjabaran konteks penulisan karya feminisme Andrea Hirata yang berguna bagi pemahaman karakter Andrea Hirata dalam memandang betapa istimewanya perempuan dan begitu pentingnya kesetaraan gender, konsep kesetaraan gender dalam novel Cinta di Dalam Gelas secara khusus perjuangan Maryamah sebagai tokoh feminis novel ini hingga mencapai kemerdekaannya menjadi seorang wanita dalam budaya gender dan patriarki, hingga tinjauan filosofis terhadap novel Cinta di Dalam Gelas dengan kacamata filsafat feminisme John Stuart Mill baik berdasarkan buku, jurnal, maupun sumber internet tentang konsep kesetaraan gender dan diakhiri dengan telaah filosofis konsep kesetaraan gender dengan novel Cinta di Dalam Gelas karya Andrea Hirata dalam terang filsafat feminisme John Stuart Mill. Skripsi ini akan berpuncak pada upaya solutif penegakkan konsep kesetaraan gender dalam keluarga dan sekolah melalui pemikiran John Stuart Mill, yaitu Sekolah Simpati.