Gagasan Rogers mengenai manusia sangat eksistensialis. Ia meyakini bahwa tindakan manusia dapat dipahami dari bagaimana setiap individu memandang realitas secara subyektif. Setiap individu memiliki kemampuan untuk menentukan hidupnya sendiri. Rogers menyatakan bahwa manusia itu bebas, dapat dipercaya, rasional, subyektif, utuh proaktif dan mudah berubah. Ada dua gagasan dalam berbagai karya tulisnya. Pertama, gagasan mengenai kepribadian manusia. Kedua, konsep mengenai terapi yang berpusat pada pribadi. Titik tolak dari kedua gagasannya ialah manusia. Oleh karena itu, pemikirannya tergolong dalam psikologi humanistik. Rogers menyatakan bahwa manusia merupakan organisme, yakni keseluruhan individu yang hidup dalam kesadaran. Manusia juga memiliki struktur diri yang membentuk kepribadiannya. Struktur diri yang dimaksud ada dua, yaitu diri yang riil dan diri yang ideal. Diri yang riil merupakan diri yang nyata. Sementara diri yang ideal adalah diri yang terbentuk karena hasil persepsi orang lain. Diri yang ideal terbentuk karena individu meniru dan mencita-citakan kepribadiannya sama seperti orang lain. Unsur organisme dan diri memiliki keterkaitan dengan lapangan fenomenal. Lalu apa yang menjadi tujuan hidup manusia? Tujuan individu ialah mencapai kesempurnaan diri, yakni menjadi manusia yang utuh. Tujuan ini dicapai melalui proses yang disebut aktualisasi diri. Proses aktualisasi diri akan berhasil, apabila individu mampu melambangkan konsep-diri dengan dunia pengalamannya. Namun jika aktualisasi diri gagal, maka individu mengalami situasi ketidakselarasan (inkongruensi).