Image of Represi sebagai Self-Defense Mechanism dan Usaha-usaha Menuju Kepribadian Integral Menurut Sigmund Freud

Text

Represi sebagai Self-Defense Mechanism dan Usaha-usaha Menuju Kepribadian Integral Menurut Sigmund Freud



Fokus studi ini adalah konsep represi sebagai mekanisme pertahanan diri (self-defense mechanism) dan usaha-usaha untuk mengatasinya berdasarkan teori psikoanalisis Sigmund Freud. Represi adalah salah satu mekanisme pertahanan diri yang digunakan oleh individu dalam rangka mengatasi kecemasan (anxiety) dan meredakan tegangan. Pertarungan secara terus menerus antara insting hidup(Eros) dan insting mati (Thanatos) adalah asal usul serta sumber kecemasan individu. Menurut Freud, kepribadian manusia melulu dipengaruhi dan dibentuk oleh pelbagai pengalaman yang terjadi di masa lalu (deterministik). Pengalaman-pengalaman itu terutama yang bersifat negatif dan traumatik, yang dalam perkembangannya ternyata berada dalam alam bawah sadar individu sebagai hasil dari represi ego. Pengalaman-pengalaman itu direpresi sedemikian rupa tanpa pernah disadari oleh individu karena sifatnya yang destruktif. ketika dewasa, emosi akan pengalaman-pengalaman pahit itu ternyata masih ada di bawah alam sadar individu, sehingga kepribadian dan perilakunya lebih didominasi oleh afeksi-afeksi yang menuntut pemuasan segera. Emosi-emosi yang tidak diatasi dengan baik dan tepat akan melahirkan perilaku-perilaku agresih dan obsesif-kompulsif. Freud, melalui metode-metode terapeutik psikoanalisisnya, berusaha mengubah perilaku agresif itu menjadi perilaku yang sifatnya adaptif, sehingga tidak membahayakan diri sendiri maupun orang lain. Dalam rangka itu, Freud mengajukan teknik terapeutik psikoanalisis yang bertujuan menyelamatkan individu dari perilaku-perilaku destruktif maupun obsesif-kompulsif, yakni asosiasi bebas dan analisis mimpi. Latar belakang masalah yang diangkat dalam skripsi ini berada dalam konteks pembinaan calon imam di Seminari Tinggi, sehingga aktualisasi metode terapeutik psikoanalisis tersebut berada dlam konteks tersebut. Penerapan metode terapeutik psikoanalisis ini pertama-tama mesti dilihat sebagai suatu tawaran bagi proses formasio calon imam demi mengatasi aneka masalah psikologis yang berkelindan serta menghalangi pertumbuhan hidup rohani si calon. Skripsi ini menggunakan metodologi kualitatif dengan pendekatan deskriptif-analitis. Metode ini dilakukan dengan cara mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah sebagaimana adanya saat penelitian. Hasil penelitian kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya. Tulisan ini menemukan bahwa metode terapeutik psikoanalisis dapat diterapkan dalam formasio calon imam, terutama dalam rangka membantu si calon untuk mengenali aneka motivasi destruktif yang dapat menghambat panggilannya.


Availability

18.046150.195 Feb rPerpustakaan STFTAvailable

Detail Information

Series Title
-
Call Number
150.195 Feb r
Publisher STFT Widya Sasana : Malang.,
Collation
xiii + 153hlm: 22x28cm
Language
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Classification
150.195
Content Type
-
Media Type
-
Carrier Type
-
Edition
-
Subject(s)
Specific Detail Info
-
Statement of Responsibility

Other version/related

No other version available




Information


RECORD DETAIL


Back To PreviousXML DetailCite this