Fokus karya tulis ini adalah redefinisi relasi manusia dan alam sebagai solusi atas krisis ekologi dewasa ini. Krisis ekologi mengalami peningkatan konstan dan sporadis di berbagai belahan dunia. Hal tersebut berdampak pada kerusakan hingga kehancuran bumi. Manusia menjadi dalang atas krisis ekologi yang terjadi akibat ketamakan mereka. Tindakan disruptif manusia secara tidak langsung berdampak pada terancamnya hidup mereka sendiri. Berbagai pihak berusaha untuk mengurangi dampak dari krisis ekologi, namun tidak menemukan hasil yang memuaskan. Tulisan ini hendak mencari akar dari krisis ekologi dan bagaimana mengatasinya. Penulis menggunakan Deep Ecology Arne Naess sebagai pisau bedah dalam menganalisa fenomena di atas. Metode yang digunakan penulis adalah kualitatif dengan membaca tulisan-tulisan asli dari Arne Ness. Temuan dari tulisan ini adalah antroposentrisme sebagai akar dari krisis ekologi. Relasi antroposentris menempatkan manusia sebagai mahkota ciptaan sehingga alam harus tunduk pada keinginan manusia. Manusia harus meredefinisi relasi mereka dengan alam solusi atas krisis ekologi. manusia harus mengutamakan kepentingan seluruh komunitas ekologis dalam mewujudkan kelestarian alam.