Setiap manusia menginginkan keselamatan. Tetapi, tidak semua manusia mengerti cara mengupayakan keselamatan berada di dalam identitas diri manusia itu sendiri. Dewasa ini manusia justru semakin meninggalkan identitas dirinya sebagai yang hidup dalam suatu budaya maupun sebagai umat beragama. Pudarnya identitas diri menjadikan ketidaktahuan akan pentingnya keselamatan sejati. Ketidaktahuan akan makna dan cara mengupayakan keselamatan dalam masyarakat Jawa dan warga Gereja Katolik menjadi keprihatinan penulis. Penulis berusaha menggali kembali makna dan cara yang perlu dilakukan oleh manusia yang hidup dalam budaya Jawa dan juga warga Gereja Katolik. Penulis mempersempit penggalian makna keselamatan bagi orang Jawa ke dalam beberapa manifestasi religi Jawa. Sedangkan dalam Gereja Katolik, penulis mempersempitnya pada hidup dan ajaran tokoh Vinsensius A Paulo. Kedua perspektif mengenai keselamatan tersebut memiliki keanekaragaman dan kedalaman makna yang penting bagi kehidupan manusia. Baik dalam religi Jawa maupun dalam pemikiran Vinsensius memiliki pesan-pesan keselamatan yang sangat diperlukan bagi manusia untuk mengupayakan keselamatannya yang sejati. Dari uraian tersebut, penulis menemukan bahwa ajaran keselamatan dalam religi Jawa sejalan dengan ajaran keselamatan menurut Vinsensius A Paulo. Keduanya memberikan arahan menuju keselamatan yang sejati bagi manusia. Manusia beriman yang mendambakan keselamatan memiliki keharusan untuk menghayati identitas mereka, baik sebagai manusia yang hidup dalam suatu budaya, maupun sebagai manusia yang hidup dalam komunitas Gereja.