Konsumsi merupakan tindakan alamiah manusia untuk memertahankan hidup mereka. Namun, dalam dunia dewasa ini, kaum kapitalis neoliberal telah memanipulasi perilaku konsumsi yang semula bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan hidup tersebut. Pemanipulasian ini dikerjakan melalui layar. Adapun agenda yang hendak kaum kapitalis neoliberal capai ialah menciptakan sebuah tata masyarakat yang tunduk pada hukum ekonomi kapitalisme-neoliberal, yakni hukum laba dan rugi. Kaum kapitalis neoliberal menciptakan sebuah filosofi hidup yang didasarkan pada agenda tunggal tersebut, yakni bahwa kebahagiaan diukur dari produktivitas diri dan kepemilikan akan komoditas yang memiliki nilai simbolik dalam masyarakat. Filosofi semacam ini telah merembes dalam kesadaran manusia kontemporer dan menjadi pola perilaku mereka sehari-hari. Dengan kata lain, filosofi tersebut telah menjadi sebuah budaya. Yang menjadi masalah ialah ada pelbagai macam konsekuensi pelik dalam agenda tersebut. Dengan menggunakan perspektif Teori Kritis, tesis ini berupaya (1) menemukan aneka macam penindasan yang terjadi dari filosofi yang mengalir dalampraktik konsumerisme kontemporer, (2) menemukan agen-agen transformasi sosial dan (3) menyediakan landasan normatif bagi sebuah tata masyarakat yang tidak dikuasai oleh filosofi konsumerisme kontemporer. Dengan menimba pemikiran Henry A. Giroux, penulis memiliki keyakinan bahwa Pedagogi Kritis dapat menjadi jalan alternatif untuk membendung persoalan konsumerisme kontemporer di dalam masyarakat layar, sebab Pedagogi Kritis bukan semata-mata merupakan seni mendidik, melainkan sebuah gerakan budaya. Gelombang budaya konsumerisme kontemporer hanya bisa dibendung dengan gerakan budaya pula. Sementara itu, Pedagogi Kritis memberikan landasan normatif suatu tata masyarakat ideal yang hendak dituju, menawarkan agen-agen transformasi sosial dan memberikan bahasa kritik dan bahasa kemungkinan yang berguna bagi perjuangan manusia dalam membendung konsumerisme kontemporer yang dikerjakan melalui dan dalam layar.