Record Detail
Advanced SearchText
Pembentukan Identitas Gereja Sebagai Komunio Integratif (Studi eklesiologi eksistensial untuk membentuk komunio berdasarkan pengalaman hidup umat paroki Sang Penebus Sumbawa Besar)
Paroki Sang Penebus Sumbawa Besar (SPSB) adalah paroki yang melayani umat di wilayah Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat. Sebagian besar umat adalah migran dan perantau dari Timur. Mereka datang ke Sumbawa untuk mencari pekerjaan. Di Sumbawa mereka berhadapan dengan lingkungan baru. Dalam situasi timbul persoalan iman. Di satu sisi mereka harus beradaptasi dengan masyarakat di lingkungan baru. Di sisi lain mereka harus mengaktualkan imannya sembari memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Iman dihidupi dalam komunio. Mereka tidak dapat menghidupi imannya dengan baik bila tidak masuk ke dalam komunio. Persoalan pembentukan komunio di Paroki SPSB ini didekati dengan penelitian eklesiologi kontekstual. Yang diutamakan dalam hal ini adalah pengalaman, pemikiran, serta hidup Gereja sendiri dan menemukan Tuhan di dalamnya. Komunio adalah dasar hidup Gereja. Gereja dipanggil untuk membentuk komunio di dalam Allah Tritunggal. Di tengah dunia Gereja diutus untuk menjadi saksi keselamatan Allah. Untuk itu Gereja membentuk paroki sebagai komunio orang beriman di tengah masyarakat. Dalam paroki ini Gereja menjalankan tugas diakonia, lieturgia, martyria-kerygma. Paroki disusun sebagai suatu organisasi dengan pastor paroki sebagai pemimpin. Dalam kepemimpinannya ia dibantu oleh dewan pastoral paroki. Dewan ini dipilih dari umat dan menjadi representasi umat. Suara dari dewan ini bersifat konsultatif. Mereka membantu pastor paroki memahami persoalan yang dihadapi umat. Salah satu persoalan yang dihadapi Gereja adalah kaum migran. Sebagai bagian dari persoalan itu Gereja melihat perlunya integrasi ke dalam masyarakat dan menjadi saksi iman di dalamnya. Dalam konteks Paroki SPSB di tengah masyarakat Sumbawa, Gereja tetap menghidupi identitas sebagai saksi Kristus. Kesaksian itu diwujudkan dalam komunio integratif. Dalam proses ini kepemimpinan pastoral sangatlah penting. Integrasi yang dimaksud yang pertama adalah integrasi ke dalam Gereja. Integrasi ini diusahakan bagi umat migran dan perantau. Integrasi ini dilaksanakan dengan kunjungan pastoral dan mengusahakan pengembangan sosial mereka. Melalui karya-karya itu Gereja merangkul umat migran dan perantau. Diharapkan di dalam Gereja mereka memperoleh kesejahteraan dan dapat bertumbuh dalam iman. Integrasi yang kedua adalah integrasi ke dalam masyarakat. Integrasi ini ungkapan iman Gereja bahwa martabat manusia luhur. Karena itu Gereja hidup membaur di tengah masyarakat dan bersama masyarakat menghadapi persoalan hidup. Sebagai umat perantau Gereja dapat mengintegrasikan diri bila mengetahui adat dan bahasa setempat. Hal itu bisa dilakukan di sekolah. Selain itu dibutuhkan pula katekese integratif sehingga umat memiliki dasar iman untuk membaur di tengah masyarakat. Gereja sendiri telah memulai usaha integrasi itu melalui karya pendidikan dan kesehatan. Karya itu menjawab kebutuhan masyarakat Sumbawa.
Availability
16.01005 | 262.72 Yus p | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
262.72 Yus p
|
Publisher | STFT Widya Sasana : Malang., 2018 |
Collation |
xii + 125hlm: 21,5x28cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Classification |
262.72
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available