Gereja adalah persekutuan jemaat yang beriman kepada Allah Tritunggal. Jemaat Allah itu dipanggil ke dalam peziarahan menuju Bapa, dalam persekutuan dengan Yesus Kristus Sang Putera, dan dalam bimbingan Roh Kudus. Itulah yang kembali ditegaskan oleh Konsili Vatikan II dalam memahami arti Gereja. Paham tentang Gereja ini juga terus menerus dihayati oleh seluruh kaum beriman dan dilaksanakan sampai pada tingkat Gereja Lokal. Sejalan dengan hal tersebut, Gereja lokal Keuskupan Malang, melalui dua stasinya juga terus berupaya membangun diri dalam persekutuan itu. Sebagai suatu persekutuan yang terus bergerak, bertumbuh, dan membangun diri, kedua Gereja stasi tersebut berada dalam situasi dan kondisi tertentu, yang disebut dengan konteks jemaat. Konteks jemaat ini mengandung di dalamnya suatu dinamika yang memengaruhi cara jemaat dalam hidup menggereja. Tingkat penghayatan dan perwujudan yang khas dari hidup menggereja Jemaat, menjadi penentu bagi terbangnya model komunio Gereja. Model komunio yang jelas dan khas itu, selanjutnya menjadi gambaran bagi proses pembangunan Gereja yang efektif. Dengan demikian, menemukan model komunio yang khas dari tiap-tiap jemaat/Gereja menjadi suatu bagian penting dalam langkah pembangunan. Teologi komunio yang dirumuskan berdasarkan ajaran Gereja dan konteks jemaat, akhirnya dapat menjadi suatu acuan bagi karya pastoral pembangunan Gereja yang ideal dan kontekstual. Pada akhirnya Gereja diharapkan sungguh mampu menghayati dan mewujudkan identitas serta panggilannya sebagai umat pilihan Allah, yang dipanggil ke dalam peziarahan menuju Bapa, dalam persekutuan dengan Yesus Kristus Sang Putera, dan dalam bimbingan Roh Kudus.