Penulis mendialogkan kebenaran eksistensial menurut Kierkegaard dengan keadaan perjuangan riil kehidupan tokoh yang biasa disapa Ahok. Ciri eksistensialitas manusia adalah subyektifitasnya. 'Aku' sebagai subyek bertanggungjawab atas kebenaran yang menjadi tujuan hidupku. Kebenaran yang sering ditelikung oleh kepentingan praktis menjadi masalah aktual saat ini khususnya di Indonesia. Namun, kebenaran akan tetap memancarkan sinarnya. Pancaran sinar kebenaran itu berasal dari 'Aku' sebagai subjek yang memperjuangkannya dalam hidup konkret. Pada tulisan ini penulis mengambil contoh hidup Ahok sebagai pribadi yang terus memperjuangka kebenaran dalam eksistensinya sebagai manusia. Kisah hidup Ahok menjadi secercah sinar harapan bagi penulis dan semua orang tentang arti menjadi saksi kebenaran dalam kehidupan konkret sehari-hari.