Musik dekat dengan kehidupan manusia. Lewat musik, manusia mengungkapkan dan menyalurkan perasaannya: sukacita, gembira,duka, sedih, syukur, pujian, permohonan, dll. Gereja menggunakan musik dalam liturginya. Musik liturgi yang ada dalam setiap perayaan liturgi memiliki kedudukan dan peran tersendiri dalam liturgi. Kedudukan dan peran sangat penting karena musik liturgi merupakan aspek yang penting atau integral. Pentingnya musik dalam liturgi membuat Gereja merasa perlu untuk membaharui liturginya yang di dalamnya terdapat musik liturgi. Dalam membaharui liturginya, para bapa Gereja mewariskan kekayaan-kekayaan musik liturgi yang bermutu tinggi. Pembaharuan-pembaharuan yang sama membawa angin segar bagi kebudayaan, di mana Gereja menghasilkan liturgi (musik liturgi) dengan cita rasa budaya setempat. Pembaharuan-pembaharuan liturgi bertujuan agar umat beriman dapat memuliakan Allah penciptanya dan Allah berkenan memberikan keselamatan-Nya bagi manusia. Memuliakan Allah dan memperoleh keselamatan yang berasal dari pada-Nya, terjadi dalam semua kegiatan liturgi (lewat perayaan sakramen-sakramen, ibadat sabda, ibadat harian). Di sinilah musik liturgi memainkan perannya yakni menjadi pelayan bagi liturgi. Perayaan liturgi mencakup banyak perayaan. Dengan demikian, peranan atau fungsi musik-nyanyian dalam liturgi hanya dapat dipahami jika di tempatkan dalam suatu perayaan liturgi. Ekaristi merupakan salah satu perayaan yang ada dalam liturgi Gereja. Dalam perayaan ekaristi, musik liturgi memberikan perannya sebagai sarana memuliakan Allah dan darinya umat beriman memperoleh keselamatan. Lewat nyanyian yang ada dari pembuka hingga penutup, umat memuliakan Allah; lewat karunia sakramen ekaristi (Tubuh dan Darah Kristus), umat beriman diselamatkan.