Saat ini sekolah Katolik merupakan komunitas yang bercorak multi-kultural. Perjumpaan-perjumpaan dengan keberagaman budaya itu memungkinkan terjadinya sebuah dialog antar budaya yang harmonis, tetapi di satu sisi tak jarang pula berpotensi menimbulkan benturan-benturan yang dapat menghancurkan tata kehidupan. Di tengah-tengah keberagaman budaya yang ada tersebut, sekolah Katolik diharapkan mampu menerapkan pendidikan yang terbuka dan dialogal. Kongregasi untuk Pendidikan Katolik mengeluarkan dokumen terbaru, yaitu: Educating to Intercultural Dialogue In Catholic Schools Living In Harmony for a Civilization of Love (EID). Konteks dokumen EID ini adalah situasi masyarakat jaman ini yang karena pengaruh globalisasi menampilkan karakter interkukultural. Dokumen ini menjelaskan bahwa sekolah Katolik perlu mengupayakan sebuah pendidikan dialog lintas budaya sebagai cahaya penuntun dalam mencapai keharmonisan bersama. Fokus utama dalam dokumen ini adalah: (1) tentang Tanggung Jawab Sekolah Katolik dalam Hubungan Antar Budaya, (2) tentang Identitas Katolik di dalam Hubungan Antar Budaya, (3) tentang Pembentukan Guru dan Administrator, (4) tentang Relasi Sekolah dengan Keluarga, (5) tentang Sekolah sebagai Komunitas, dan (6) tentang kurikulum. Dari sinilah dokumen mengajak Sekolah-sekolah Katolik untuk memiliki cara pandang dan cara bersikap yang tepat dalam menanggapi realitas tersebut. Dalam penulisan tesis ini, penulis berusaha menemukan sejauh mana relevansi gagasan dokumen EID tersebut dalam proses pendidikan di beberapa SMA Katolik di Kota Malang. Dari usaha tersebut, penulis menemukan bahwa memang sekolah-sekolah tersebut belum mengetahui tentang dokumen EID.