Image of Budaya Penti sebagai Perayaan Relasionalitas Orang Manggarai dalam Terang Filsafat Relasionalitas Martin Buber

Text

Budaya Penti sebagai Perayaan Relasionalitas Orang Manggarai dalam Terang Filsafat Relasionalitas Martin Buber



Manusia adalah makhluk yang memiliki kedalaman relasi dengan yang lain. Manusia tidak bisa hidup seorang diri, sehingga manusia membutuhkan kehadiran yang lain agar dapat mengalami kepenuhan akan eksistensi keberadaannya di dunia. Manusia dalam peziarahan hidupnya sehari-hari selalu berelasi dengan alam, sesama dan Wujud Tertinggi yang melampaui eksistensinya sebagai manusia. Pengenalan manusia akan eksistensinya bersama yang lain menjadi nyata dalam pengalaman hidup sehari-hari. Perjumpaan dengan yang lain tercetus dalam aktivitas komunikasi atau dialog. Dalam aktivitas dialog, manusia melakukan interaksi timabl - balik untuk saling mengungkapkan jati dirinya sehingga dikenal yang lain, begitupun sebaliknya. Dialog atau komunikasi pun menjadi sebuah kewajiban yang harus dimiliki manusia mengingat eksistensinya sebagai pribadi yang selalu terarah kepada yang lain. Orang Manggarai adalah sekelompok manusia yang memiliki kedalaman dan kekayaan akan relasinya dengan yang lain (alam, manusia dan Tuhan). Relasi orang Manggarai dengan yang lain tersebut tampak dalam seluruh peziarahan hidupnya sehari-hari.Kesadaran orang Manggarai akan pentingnya jalinan relasi dengan yang lain bukan hanya ditunjukkan lewat interaksi kehidupan sehari-hari, melainkan juga dirayakan secara meriah dalam suatu momen perayaan adat yang disebut Penti. Pemikiran Martin Buber mengenai relasionalitas yang didasari pada jalinan relasi atau hubungan 'Aku' dengan 'Engkau' (I-Thou) menjadi nyata dalam momen perayaan Penti orang Manggarai tersebut. Dalam perayaan Penti, keberadaan yang lain dimaknai sebagai sesama yang turut mengambil bagian dari hidup manusia. Orang Manggarai memiliki keyakinan bahwa manusia tidak bisa hidup sendiri. Ia membutuhkan kehadiran yang lain untuk melengkapi eksistensi keberadaannya. Hal ini senada dengan pemikiran Buber bahwa 'Engkau' dalam jalinan relasi tidak lagi sebagai pribadi 'lain' yang berbeda dari 'Aku', melainkan menjadi 'aku yang lain' yang berbicara kepadaku. Bentuk jalinan relasi ini menempatkan yang lain pada posisi sebagai subjek. 'Aku' dan 'Engkau' adalah subjek-subjek yang sedang berelasi. Penti adalah perayaan relasionalitas orang Manggarai karena melalui perayaan ini orang Manggarai merefleksikan dan merayakan hubungan dengan sesama, alam lingkungan dan Tuhan (ori Keraeng). Penti menjadi momen yang wajib dirayakan karena orang Manggarai sangat menyadari bahwa relasinya dengan alam, sesama dan Tuhan adalah kunci bagi kebaikan, kebahagiaan dan kepenuhan hidupnya di dunia. Bagi orang Manggarai penghormatan kepada kekuatan alam adalah sebuah keharusan karena alam itu sendiri mengandung misteri yang mengagumkan yang tidak cukup dipahami hanya lewat indra dan akal budi manusia semata.


Availability

17.075181.06 Kar bPerpustakaan STFTAvailable

Detail Information

Series Title
-
Call Number
181.06 Kar b
Publisher STFT Widya Sasana : Malang.,
Collation
xi + 112hlm; 22x28cm
Language
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Classification
181.06
Content Type
-
Media Type
-
Carrier Type
-
Edition
-
Subject(s)
Specific Detail Info
-
Statement of Responsibility

Other version/related

No other version available




Information


RECORD DETAIL


Back To PreviousXML DetailCite this