Image of Penghargaan Martabat Manusia Pada Saat Menghadapi Sakit Terminal (Tinjauan teologis pastoral orang sakit dalam terang Dokumen Piagam bagi pelayan kesehatan Art. 119-121)

Text

Penghargaan Martabat Manusia Pada Saat Menghadapi Sakit Terminal (Tinjauan teologis pastoral orang sakit dalam terang Dokumen Piagam bagi pelayan kesehatan Art. 119-121)



Hidup manusia merupakan suatu peziarahan yang sarat akan makna peralihan. Hidup itu merupakan satu penyeberangan terus menerus. Hal itu menegaskan bahwa keberadaan manusia dalam dunia akan memiliki titik akhir atau fase batas. Kesadaran akan fase batas inilah yang menimbulkan banyak pertanyaan dalam diri manusia berkaitan dengan misteri kehidupan. Apa makna sesungguhnya dari kehidupan ini? Apa tujuan terdalam hidup manusia? Manusia adalah ciptaan Allah yang paling mulia dan luhur karena diciptakan secitra dengan-Nya. Keluhuran manusia ini tampak dalam martabat ilahiah yang membedakannya dengan ciptaan Allah yang lain. Dalam banyak aspek kehidupan, manusia dapat dengan mudah memperoleh atau mendapatkan apa yang dikehendakinya. Manusia dengan kebebasan yang dimilikinya berjuang mencari dan menemukan apa saja yang dapat membuat hidupnya bahagia. Kebahagiaan seolah-olah menjadi tujuan mutlak perjalanan manusia. Sehingga dengan berbagai cara berjuang menggapainya. Kerinduan akan mengalami hidup yang senantiasa menawarkan atau memberikan kebahagiaan terkadang membuat manusia lupa akan sisi lain dari kehidupan itu, yakni penderitaan. Kebahagiaan yang menjadi tolok ukur kesuksesan manusia, menyebabkan penderitaan hidup luput dari perhatian manusia. Penderitaan dianggap sebagai 'neraka' dalam dunia sehingga manusia berusaha menghindarinya. Akan tetapi, semakin manusia menjauhi realitas penderitaan tersebut semakin pula dirinya tertekan dan gelisah karena manusia dalam realitasnya tidak luput dari penderitaan. Kenyataan ini membuka cakrawala manusia bahwa sesungguhnya kebahagiaan dan penderitaan adalah dua realitas yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan. Oleh karena itu, sebenarnya penderitaan dan kebahagiaan adalah ambiguitas hidup manusia yang tidak harus dipertentangkan, karena keduanya senantiasa membentuk keutuhan pengalaman hidup manusia sebagai manusia. Artinya. Artinya, manusia dikatakan utuh apabila mengalami kedua pengalaman tersebut dalam peziarahan hidup. Hal-hal yang menyenangkan atau membahagiakan semata bukanlah tanda keutuhan manusia. Sebaliknya, pengalaman penderitaan justru dapat membantu manusia memaknai pengalaman kegembiraan, karena penderitaan menyadarkan manusia akan makna kesementaraan hidup. Menemukan makna sejati penderitaan hidup sama artinya dengan menemukan arti sejati kebahagiaan. Demikian pun sebaliknya, menemukan makna sejati kebahagiaan sama halnya dengan menemukan makna sejati penderitaan. Pengalaman penderitaan adalah pengalaman yang sangat manusiawi. Setiap manusia bisa menderita karena manusia adalah makhluk yang terbatas. Penderitaan bersifat kontras terhadap kebahagiaan yang adalah hak dan kerinduan terdalam manusia. Orang tidak hanya menderitakarena haknya itu tidak sepenuhnya terwujud, tetapi juga karena ketidakmampuannya mengatasi berbagai macam persoalan yang disebabkan oleh penderitaannya itu. Berhadapan dengan kenyataan tersebut, manusia sampai pada pengakuan bahwa sebenarnya penderitaan adalah kenyataan paradoksal dalam pengalaman hidup. Tidak dikehendaki, namun tidak dapat dihindari karena akrab dengan hidup manusia dan tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Pengalaman penderitaan juga memaksudkan situasi manusia yang merasa tidak dicintai, tidak diakui, disingkirkan dan diasingkan dari kehidupan bersama merasa hampa, kosong dan merasa hidup tak bermakna. Singkatnya hidup tanpa harapan. Pengalaman penderitaan seperti inilah yang kerap dialami oleh orang sakit dalam situasi terminal, pasien mengalami situasi batas yang mencekam dan mengarah pada kematian.


Availability

17.080253 Pat pPerpustakaan STFTAvailable

Detail Information

Series Title
-
Call Number
253 Pat p
Publisher STFT Widya Sasana : Malang.,
Collation
xi + 86hlm; 22x28cm
Language
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Classification
253
Content Type
-
Media Type
-
Carrier Type
-
Edition
-
Subject(s)
Specific Detail Info
-
Statement of Responsibility

Other version/related

No other version available




Information


RECORD DETAIL


Back To PreviousXML DetailCite this