Kompetensi interkultural yang dipelajari itu bisa membebaskan orang dari logika dan idiom-idiom kulturalnya sendiri, yang pada gilirannya memampukannya untuk mengatasi stereotip-stereotip dan dikotomi yang saling menyingkirkan. Artinya, bila monocultural mindset itu sudah bisa diatasi, orang pun akan semakin trampil dalam mendengarkan mitra-mitra dialognya sedemikian rupa, sehingga dia bisa melibatkan diri secara aktif dalam agenda bersama untuk dunia yang lebih berkualitas. Itulah yang ingin dipromosikan oleh buku ini lewat narasi-narasi personal para penulisnya.