Image of Makna Enda, Rumah Adat Wajo dalam Terang Teologi Kebudayaan Paul Tillich

Text

Makna Enda, Rumah Adat Wajo dalam Terang Teologi Kebudayaan Paul Tillich



Sejarah dunia yang selalu bersinggungan dengan dimensi kesucian memberikan implikasi besar bagi proses konstruksi kebudayaan dunia. Kebudayaan merupakan cermin dinamika integral agama dan rasio manusia. Dengan demikian kebudayaan memainkan peranan penting dalam pembangunan realitas di mana kita hidup dan mempengaruhi pemahaman kita akan Allah serta ungkapan iman kita. Akan tetapi, relasi antara agama dan kebudayaan secara fundamental tidak terjalin secara egaliter, melainkan hierarkis. Kajian tentang kebudayaan secara suigeneris adalah diskusi tentang agama, tentang Tuhan, namun tidak sebaliknya. Agama dijadikan sebagai tolok ukuran untuk menentukan yang benar dan salah. Di sisi lain, dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, realitas pengalaman manusia adalah kriteria untuk mengukur apa yang benar. Dengan demikian, keputusan benar dan salah ditentukan oleh pengalaman empiris. Akibatnya, baik agama (imam) maupun kebudayaan saling menolak satu sama lain. Enda (Rumah adat Wajo) adalah sebuah bangunan kebudayaan. Kebudayaan adalah bentuk dari agama. Enda menyimpan makna yang mendalam dan menunjukkan kepada kita bagaimana masyarakat adat Wajo memahami Allah, melalui aspek ruang dan waktu, aspek bahasa dan simbol, aspek keimanan atau religiositas, aspek sosial-politik serta seni dan keindahan yang terkandung di dalamnya. Paul Tillich, seorang teolog dan filsuf Protestan kontemporer, dengan metode korelasinya, berusaha membangun hubungan antara kebudayaan dan iman, sehingga baik iman maupun kebudayaan tidak perlu saling menolak satu sama lain. Bagi Tillich, agama adalah substansi budaya, budaya adalah bentuk agama. Dia menunjukkan bahwa Allah dapat ditemukan dan direfleksikan dalam setiap kebudayaan. Tillich menegaskan bahwa setiap orang, setiap kebudayaan, sampai pada konstelasi paling primitif pun memiliki sesuatu yang disebutnya sebagai ultimate concern. Dengan demikian Tillich ingin menunjukkan bahwa agama (iman) dan ilmu pengetahuan (kebudayaan) tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dalam tesis ini, penulis akan menguraikan studi analisis kritis atas Enda dalam konsep pemikiran teologi kebudayaan Tillich. Hasil analisis ini akan memberi kontribusi kepada setiap orang, khususnya masyarakat adat Wajo, dalam mendalami kehidupan iman yang selalu bersinggungan dengan kebudayaan.


Availability

19.01010230 Nib mPerpustakaan STFTAvailable

Detail Information

Series Title
-
Call Number
230 Nib m
Publisher STFT Widya Sasana : Malang.,
Collation
xi + 159hlm: 22x28cm
Language
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Classification
230
Content Type
-
Media Type
-
Carrier Type
-
Edition
-
Subject(s)
Specific Detail Info
-
Statement of Responsibility

Other version/related

No other version available




Information


RECORD DETAIL


Back To PreviousXML DetailCite this