Manusia sebagai makhluk yang berakal budi mampu menciptakan kekhasan tersendiri dalam hidup. Masyarakat Manggarai memiliki kekayaan kultural yang diwariskan leluhur. Kekayaan ini yang mendidik masyarakat Manggarai untuk hidup dalam ruang lingkup penuh persaudaraan, persatuan, kerja sama dan hidup terarah kepada Yang Maha Tinggi. Salah satu kekayaan kearifan lokal yang tersohor dalam budaya Manggarai adalah Gendang one lingko peang. Dengan meninjau kekayaan kearifan lokal ini, maka skripsi ini berjudul Memahami Gendang One Lingko Peang Orang Manggarai Dalam Terang Pemikiran Ernst Cassirer. Gendang one lingko peang dalam budaya Manggarai ini memiliki makna tersendiri bagi masyarakat Manggarai. Makna simbol-simbol Gendang one lingko peang ini adalah mbaru gendang, siri bongkok, rangga kaba, atap ijuk, loang, sapo, lingko peang, lodok, dan tente teno. Dalam budaya gendang one lingko peang ini termuat makna yang menuntut masyarakat Manggarai untuk hidup dengan baik dalam masyarakat. Konsep gendang one lingko peang ini mendidik masyarakat Manggarai untuk memahami simbol-simbol yang ada dalam gendang one lingko peang. Memahami gendang one lingko peang ini ditinjau juga dari pandangan filosofis Ernst Cassirer. Pokok-pokok pemikiran Ernst Cassirer mitos dan religi, bahasa, seni, sejarah, ilmu pengetahuan dan gagasan tentang ruang. Pandangan Ernst Cassirer mengenai simbol meninjau bahwa simbol-simbol memiliki hubungan satu dengan yang lainnya. Ada juga simbol yang berpengaruh dalam kehidupan manusia. Mana dibalik simbol ini tersembunyi dan manusia mesti dapat mengungkapkan hal yang tersembunyi itu. Ernst Cassirer juga berpikir bahwa manusia adalah animal symbolicum yang selalu berhadapan dengan simbol-simbol. Dengan mendialogkan gendang one lingko peang dengan Ernst Cassirer maka dapat diuraikan bahwa gendang one lingko peang sebagai simbol yang menunjukkan kodrat manusia, gendang one lingko peang dalam hubungannya dengan pengetahuan, gendang one lingko peang dalam hubungannya dengan manusia yang berbudaya.