Image of Makna Ritus Sau Sele Suku Kemak Leo Lima Timor dalam Terang Pemikiran Mircea Eliade

Text

Makna Ritus Sau Sele Suku Kemak Leo Lima Timor dalam Terang Pemikiran Mircea Eliade



Manusia adalah dia yang berpikir melalui kesadarannya. Oleh karena kesadaran itu dia memanfaatkan seluruh indranya untuk melihat dan merasakan, realitas kehidupan di sekitarnya. Manusia yang berpikir tidak berhenti pada 'melihat' dan 'merasakan', tetapi dia akan bertindak untuk sesuatu yang lebih baik. Maka dari itu, bermuaralah tindakan itu dalam tulisan yang berjudul 'Makna Ritus Sau Sele Suku Kemak Leo Lima Timor Dalam Terang Pemikiran Mircea Eliade'. Poin-poin penting yang penulis gunakan untuk menjelaskan jalannya Ritus Sau Sele antara lain: Manusia religius, Ruang Kudus, Waktu Kudus, Ritus dan Simbol. Pemaknaan atau tulisan ini merupakan tindakan manusia untuk mencari pembenaran atas kesadarannya. Kesadaran tentang eksistensi diri sebagai manusia yang berbudaya. Manusia yang dalam kesejatiannya memiliki ritus, simbol dan bahasa. Kesejatian ini menunjukkan manusia sebagai makhluk sosial yang ingin berkomunikasi dengan sesama, alam ataupun kosmos dan makhluk supranatural yang ada di luar dirinya. Masyarakat Kemak pada zaman dahulu adalah mereka yang selalu berbicara dalam simbol atau menggunakan bahasa simbol. Sampai saat inipun masih digunakan walaupun dalam keterbatasan. Seluruh rangkaian upacara adat ditunjukkan dalam simbol. Ritus sae Sele menjadi salah satu dari beberapa ritus seperti: Sau Ha'i, dan Brau Hiong, yang kaya dalam simbol dan makna. Namun manusia dewasa ini tidak lagi memperhatikan maksud dari simbol dan ritus yang ada. Bahkan mereka sering bertanya, Apa maksud dari ritus ini? Haruskah ritus ini dilakukan terus menerus? Pertanyaan-pertanyaan demikian memberi kesan bahwa masyarakat Kemak zaman sekarang telah jauh dari ruang dan waktu kudus yang telah diciptakan oleh leluhur pada awal mula. Mereka tidak lagi melihat makna esensial di balik ritus tetapi kepada subjektifitas tindakan manusia belaka. Dengan kata lain mereka hidup dalam pemahaman yang minim dan bahkan dapat dikatakan miskin akan simbol-simbol. Maka dari itu, hadirnya tulisan ini untuk menggali dan menjawabi pertanyaan-pertanyaan masyarakat saat ini tentang makna esensial dari Ritus Sau Sele. Tulisan ini berhubungan erat dengan ritus kebudayaan masyarakat Suku Kemak Leo Lima Timor. Masyarakat yang masih mempertahankan tradisi para leluhur dalam bentuk ritus syukur atas hasil panen. Sekalipun demikian, masyarakat Suku Kemak Leo Lima tetap menghadirkan dirinya di hadapan Kristus sebagai kepala Gereja. Tindakan dari menghadirkan ini diwjudnyatakan dalam penyerahan hasil panen yang pertama ke altar Tuhan dalam wujud persembahan. Dengan demikian, adanya persatuan yang hakiki antara manusia dengan yang ilahi. Manusia menyadari dirinya sebagai ciptaan yang senantiasa menerima kasih dari yang Ilahi oleh karena itu, diapun harus kembali memberikan apa yang pantas ia beri kepada penciptanya dalam bentuk kurban persembahan yang terbaik.


Availability

17.066959.85 Mau mPerpustakaan STFTAvailable

Detail Information

Series Title
-
Call Number
959.85 Mau m
Publisher STFT Widya Sasana : Malang.,
Collation
ix + 130hlm: 22x28cm
Language
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Classification
959.85
Content Type
-
Media Type
-
Carrier Type
-
Edition
-
Subject(s)
Specific Detail Info
-
Statement of Responsibility

Other version/related

No other version available




Information


RECORD DETAIL


Back To PreviousXML DetailCite this