Masyarakat Suku Dayak Uud Danum merupakan komunitas masyarakat yang mendiami hulu sungai Serawai dan Ambalau, Kabupaten Sintang. Sungai dan hutan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Suku Dayak Uud Danum dari zaman dahulu hingga saat ini. Dalam aspek budaya, masyarakat Suku Dayak Uud Danum memiliki berbagai upacara adat seperti upacara adat kelahiran, pernikahan dan kematian. Karya tulis ini fokus pada upacara adat kematian, yaitu Upacara Adat Darok. Upacara Adat Darok merupakan pesta adat kematian tingkat tertinggi dan terakhir dalam masyarakat Suku Dayak Uud Danum, baik itu Uud Danum Cihie maupun Dohoi. Upacara adat ini berlangsung selama 3-7 tahun, namun seiring dengan perkembangan zaman upacara adat ini dapat dilangsungkan selama 3-7 hari atau sesuai dengan kemampuan finansial dari pihak penyelenggara. Bagi masyarakat Suku Dayak Uud Danum, Upacara Adat Darok menjadi wujud refleksi dari kehidupan di mana ada relasi antara manusia, alam semesta dan Jahtak Mohotalak (Sang Pencipta). Upacara Adat Darok bertujuan untuk menghantar mendiang keluarga yang telah meninggal agar damai, bahagia dan hidup kekal di Betang Abadi (Surga). Dalam menganalisa tulisan ini, penulis menggunakan teori mitos dan simbol dari Roland Barthes. Barthes merupakan seorang filsuf Prancis dan ahli ilmu semiotika dalam masa strukturalis. Bagi Barthes, mitos merupakan hal yang melampaui mistisisme, supernatural, magi, metafisik dan ada simbol yang akan menjadi penerang untuk menjelaskan hal tersebut. Teori mitos dan simbol Roland Barthes menjadi pisau analisa untuk memaknai Upacara Adat Darok secara mendalam, komprehensif dan relevan.