Image of Memahami Perkawinan Adat Lio dalam Masyarakat Kecamatan Detusoko

Text

Memahami Perkawinan Adat Lio dalam Masyarakat Kecamatan Detusoko



Budaya adalah bagian dari hidup manusia. Melupakan budaya berarti seseorang mengalami krisis identitas. Atau dengan kata lain ia kehilangan jati dirinya. Kebudyaan merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik lewat usaha dan belajar yang terus-menerus. Dalam hal ini, manusia secara otomatis harus memiliki daya cipta yang kreatif lewat kemampuan yang ia miliki. Terbentuknya nilai-nilai dalam satu budaya tidak lain berasal dari cara hidup manusia ketika ia berada dengan yang lain di tengah dunia dengan membawa serta budayanya masing-masing. Dengan adanya keunikan serta dinamika budaya dari pribadi lepas pribadi, maka terbentuklah satu nilai dalam pribadi manusia yang akhirnya terpatri dalam kehidupan bermasyarkat. Berangkat dari semua itu, penulis kemudian menguraikan garis besar dari keseluruhan pembahasan dalam karya tulis ini. Yaitu salah satu budaya yang dikenal unik dan belum semua orang mengetahuinya secara eksplisit. Lewat karya tulis ini, penulis ingin membawa para pembaca untuk sejenak mengerti dan memahami lebih jauh tentang perkawinan adat Lio yang merupakan salah satu warisan budaya nenek moyang orang Lio di seluruh kabupaten Ende (Flores). Namun dalam hal ini penulis ingin membahas adat perkawinan Lio ke arah yang lebih spesifik yakni perkawinan adat Lio yang dihayati oleh masyarakat kecamatan Detusoko. Detusoko merupakan kota kecamatan yang memiliki daya tarik tersendiri dalam beberapa segi. Baik itu berkaitan dengan corak hidup masyarakatnya, panorama alam, sistem sosial kemasyarakatan, sistem pendidikan dan masih banyak hal lainnya. Hal unik dan menarik yang ada pada kota Detsuko yaitu tentang bagaimana asal-usul dari kota Detusoko yang terbentuk tanpa peperangan dan konflik. Masyarakat Detusoko mengenalnya dengan istilah Pa'alo keta bhoa nggha yang artinya Tanah istimewa yang berkembang tanpa peperangan. Jadi kota ini sudah ada sejak zaman nenek moyang. Detusoko merupakan kota kecamatan yang kaya akan aneka budaya, dan potensi alam yang menjanjikan. Kekayaan ini merupakan sebuah anugerah yang mesti bisa dikembangkan secara terus-menerus dan menyeluruh. Salah satu budaya yang masih terus dihayati dan dikembangkan hingga saat ini adalah budaya perkawinan adat yang disesuaikan dengan berkembangnya zaman lewat perubahan cara pandang tentang makna belis yang tidak hanya semata-mata sebagai harga jual wanita yang dipahami di zaman lampau. Tetapi lebih dari itu belis oleh orang Detusoko zaman ini dihayati sebagai nilai adat yang mempersatukan dan mempererat tali persaudaran dan ikatan cinta yang mendalam antara kedua mempelai dan keluarga besar.


Availability

12.040392.5 RAJ mAvailable

Detail Information

Series Title
-
Call Number
392.5 RAJ m
Publisher STFT Widya Sasana : Malang.,
Collation
x + 98hlm: 21,5x28cm
Language
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Classification
392.5
Content Type
-
Media Type
-
Carrier Type
-
Edition
-
Subject(s)
Specific Detail Info
-
Statement of Responsibility

Other version/related

No other version available




Information


RECORD DETAIL


Back To PreviousXML DetailCite this