Skripsi ini membahas peran kaum beriman dalam menciptakan persaudaraan manusia dan perdamaian dunia. Sumber rujukan yang menginspirasi dan menerangi tulisan ini adalah Dokumen Abu Dhabi. Nilai yang ditawarkan berkaitan dengan martabat manusia. Martabat manusia ini harus menjadi nilai pegangan dalam mengambil keputusan dan bertindak. Martabat manusia harus menjadi tujuan dari segala keputusan dan tindakan. Hal itu untuk mencapai cita-cita menciptakan persaudaraan manusia dan perdamaian dunia. Usaha menciptakan persaudaraan manusia dan perdamaian dunia tidak mungkin hanya dilakukan oleh satu kelompok tertentu saja. Kelompok tertentu itu hanya berperan sebagai perintis dan berusaha menjalin kerjasama dengan berbagai kelompok untuk berusaha bersama-sama mewujudkan cita-cita persaudaraan manusia dan perdamaian dunia. Dalam pembahasan ini, Agama mengambil tempat sebagai perintis untuk menjalin kerjasama lewat berbagai dialog sehingga tidak lagi terdapat kelompok tertentu menindas, mengancam, menganiaya dan membunuh kelompok yang lain. Hal ini untuk menumbuhkan kesadaran akan martabat manusia yang adalah sederajat. Setiap pribadi memiliki hak untuk hidup, bebas, aman dan bahagia. Dialog menjadi usaha yang harus ditempuh karena seringkali perbedaan-perbedaan pemahaman kelompok satu dengan lainnya memunculkan konflik kecilan hingga pembantaian. Dialog menjadi cara untuk membicarakan perbedaan itu dalam cakupan suatu nilai yang universal yang semua perbedaan itu dapat ditampung. Bila perbedaan-perbedaan sudah diatasi dengan saling memahami dan memiliki satu nilai universal yang sama yaitu kemanusiaan; persaudaraan manusia dapat terwujud dan perdamaian dunia akan dirasakan secara nyata dalam kehidupan bersama.