Record Detail
Advanced SearchText
Aksi Mogok Makan Sampai Mati dari Gandhi (Dalam terang ajaran moral Katolik)
Berbicara tentang perjuangan kemanusiaan dan persoalannya disana akan ditemukan tokoh-tokoh yang berperan di dalamnya. Tokoh-tokoh ini dengan caranya sendiri memperjuangan nilai kemanusiaan yang kerap kali direndahkan demi kepentingan politis dan kekuasaan. Saat berhadapan dengan persoalan misalnya (ketidakadilan) terhadap kemanusiaan tokoh-tokoh ini akan berjuang melawannya. Skripsi yang dipayungi dengan judul: Aksi Mogok Makan Sampai Mati dari Gandhi menjadi tema yang menarik untuk di dalami khususnya bagi penulis. Yang menarik dan apa yang menjadi alasan bagi Gandhi hingga melakukan aksi mogok makan sampai mati? Jawaban kompleks atas pertanyaan ini ialah persoalan kemanusiaan yang melatar belakanginya. Persoalan diskriminasi, persoalan ketidakadilan, persoalan peperangan antara sesama manusia (Hindu dan Muslim), dan berbagai persoalan kemanusiaan lainnya. Menariknya bahwa dalam memperjuangkan persoalan kemanusiaan tersebut, Gandhi tidak mengunakan metode kekerasan, sebaliknya Gandhi yang amat sangat mencintai perdamaian lebih memilih untuk mnyelesaikan persoalan kemanusiaan yang dihadapi dengan jalan damai. Salah satu metode dan jalan dami yang digunakan Gandhi misalnya mogok makan. Mogok makan sendiri adalah pilihan sukarela untuk makan demi menuntut keadilan. Mogok makan dipilih sebagai minus malum yang dalam arti khusus harus dibenarkan. Pilihan ini tentu memiliki persoalan karena dianggap sebagai bunuh diri yang mutlak dilarang oleh agama mana pun. Pilihan ini pun bertolak belakang dengan moral tradisional. Moral tradisional membenarkan perlawan dengan kekerasan bila itu berkaitan dengan pembelaan diri. Mogok makan juga sebagai pilihan untuk tidak melakukan kekerasan terhadap lawan, namun lebih kepada pengurbanan diri dan pihak lain bertangung jawab dan dianggap bersalah. Dari perspektif prinsip doubl efek pembenaran terhadap suatu perbuatan yang berakibat ganda harus memenuhi keempat unsur. Pertama, tindakan harus baik secara moral, kedua, akibat buruk tidak dimaksudkan secara langsung, ketiga, akibat yang baik bukanlah akibat langsung dari akibat yang buruk dan keempat, hasil yang baik harus sebanding dengan hasil yang buruk. Dalam penilaian double efek aksi mogok makan Gandhi ini dibenarkan karena sesuai dengan keempat prinsip double efek atau perbuatan akibat ganda.
Availability
16.031 | 241 Kla a | Perpustakaan STFT | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
241 Kla a
|
Publisher | STFT Widya Sasana : Malang., 2021 |
Collation |
x + 73hlm: 22x28cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Classification |
241
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available