Skripsi ini membahas tentang penyembuhan yang dikerjakan oleh Yesus pada anak perempuan Siro-Fenisia (Mrk 7:24-30). Dalam kisah penyembuhan tersebut terdapat satu ayat yang menunjukkan iman sehingga Yesus tidak dapat menolak untuk menyembuhkan anak perempuan Siro-Fenisia. Oleh karena iman tersebut membuat penulis tertarik untuk mendalami teks Mrk 7:24-30. Adapun metode yang digunakan penulis yaitu metode eksegese. Metode ini memiliki beberapa langkah yaitu analisis konteks, analisis bahasa, analisis sintaksis, analisis semantik, analisis struktur, analisis cerita, tafsiran dan refleksi teologis. Dalam analisis struktur, penulis menemukan bahwa tanggapan perempuan Siro-Fenisia terhadap perkataan Yesus menjadi pesan sentral. Pesan yang mau disampaikan ialah bahwa oleh karena iman perempuan Siro-Fenisia anaknya menjadi sembuh. Iman perempuan Siro-Fenisia memberi gambaran tentang kualitas iman yang sejati. Dikatakan demikian, karena imannya tidak hanya diucapkan dengan kata-kata, tetapi juga dengan tindakan nyata. Perempuan itu datang dan tersungkur di depan kaki Yesus sambil memohon rahmat kesembuhan bagi anaknya yang sedang menderita kerasukan setan. Ia percaya kepada kuasa Yesus yang mampu menyelamatkan, sehingga ia tidak ragu menyerahkan seluruh persoalannya pada penyelenggaraan Tuhan. Oleh karena imannya yang teguh, kuasa Yesus bekerja dalam diri anaknya. Pesan-pesan teologis yang ditemukan dalam teks ini yaitu, keteguhan iman perempuan Siro-Fenisia, karunia keselamatan mencerminkan cinta Allah universal dan belas kasih Allah. Pesan-pesan teologis ini mau menunjukkan bahwa keselamatan dari Allah hanya dapat melalui satu cara yaitu iman. Kemudian tindakan konkret untuk menumbuhkan iman ialah berdoa, beramal dalam situasi pandemi Covid-19 saat ini dengan memberi masker, hand sanitizer, makanan, vitamin kepada mereka yang membutuhkan.