Fokus karya tulis ini adalah mengenai harapan Tuhan dalam perumpamaan tentang seorang penabur yang terdapat dalam Injil Matius 13:1-9. Harapan Tuhan ini memang tidak diungkapkan secara langsung oleh penginjil Matius. Namun dapat dipahami dari isi perumpamaan yang disampaikan oleh Yesus kepada orang banyak. Dikatakan bahwa benih yang ditaburkan oleh penabur tiga kali mengalami nasib buruk, yakni: pertama jatuh di pinggir jalan, kedua jatuh di tanah berbatu-batu dan ketiga jatuh di tengah semak duri. Dengan demikian ketiga benih ini gagal tumbuh dan berbuah. Namun, benih yang keempat membawa sebuah harapan di mana benih itu jatuh di tanah yang baik kemudian menghasilkan buah berlipat-lipat. Perumpamaan yang disampaikan oleh Yesus dalam injil menggambarkan sikap hati manusia yang kerap kali tidak mampu mengembangkan sabda yang telah Tuhan tabur, sehingga sabda itu tidak dapat berbuah. Tuhan mengharapkan supaya manusia mampu mendengar, merenungkan dan menghidupi sabda dalam kehidupan sehari-hari. Dalam tulisan ini, metodologi yang digunakan adalah metodologi kepustakaan. Penulis dalam hal ini mencari sumber yang berkaitan dengan Injil Matius dan sumber lainnya yang berhubungan dengan tema. Temuan dalam tulisan ini ialah Tuhan tetap setia menaburkan benih sabda ke dalam hati manusia meski pun manusia dalam segala tindakannya seringkali bertentangan dengan yang Tuhan harapkan. Namun Tuhan selalu mengharapkan supaya manusia menjadi sama seperti benih yang keempat menghasilkan banyak buah.