Record Detail
Advanced SearchText
Perjanjian Allah untuk Memelihara dan Melindungi Semua Ciptaan-Nya (Analisis teks, eksegese, dan refleksi teologis atas Kej 9:1-17)
Skripsi ini membahas tentang Perjanjian Allah dengan Nuh (Kej 9:1-17). Perjanjian ini adalah penutup dari kisah tentang air bah dalam Kej 6:5-9:17. Kisah air bah diawali dengan kisah tentang kejahatan dan kekerasan yang dilakukan oleh manusia (Kej 6:5), sehingga Allah memutuskan untuk memusnahkan bumi dan segala isinya (Kej 6:7). Namun Nuh mendapat kasih karunia dari Allah dengan menawarkan keselamatan kepada Nuh dan keluarganya. Allah menawarkan keselamatan kepada Nuh dan keluarganya karena Nuh adalah manusia yang benar dan dekat dengan Allah (Kej 6:9). Kedekatan Nuh dengan Allah ditujukkan melalui sikap Nuh yang mau mendengarkan dan melaksanakan firman Allah. Ia membuat bahtera sesuai dengan yang diperintahkan allah kepadanaya (Kej 6:22). Ketaatan Nuh kepada Allah menjadi kunci keselamatan. Pada akhirnya Nuh tidak hanya menyelamatkan keluarganya, tetapi juga menyelamatkan masing-masing sepasang binatang dari berbagai jenis (Kej 8:18-19). Setelah air bah surut, Nuh dan keluarganya beserta segala binatang yang bersama-sama dengan mereka keluar dari bahtera. Allah mengadakan perjanjian dengan Nuh. Janji dari pihak Nuh adalah menjaga kehidupan dengan mengikuti hal yang dianjurkan, dilarang, dan diperbolehkan oleh Allah (Kej 9:1-7). Perjanjian dari pihak Allah adalah tidak akan membinasakan bumi dan segala isinya dengan air bah (Kej 9:8-11). Perjanjian ini dimeteraikan dengan pelangi (Kej 9:12-16). Sasaran perjanjian Allah dengan Nuh mencakup semua makhluk di bumi (Kej 9:17). Penulis membahas Kej 9:1-17 dengan mengangkat judul Perjanjian Allah untuk Memelihara dan Melindungi Semua CiptaanNya. Pembahasan judul ini didasari dalam tiga pertanyaan sebagai rumusan masalah. Pertama, apa pesan teologis dari teks Kej 9:1-17? Kedua, apa relevansi pesan teologis bagi Gereja? Ketiga, kesaksian iman apakah yang bisa diwartakan oleh gereja ketika berhadapan dengan krisis lingkungan secara khusus di Indonesia saat ini? Dengan menggunakan metode eksegese, seperti yang terdapat dalam buku Metodologi Riset Studi Filsafat Teologi, dalam artikel yang ditulis Prof. Dr. Berthold Anton Pareira mengenai Studi dan Riset Alkitabiah dan sumber pustaka lainnya, penulis menemukan tiga pesan teologis yang kedua adalah manusia merupakan wakil Allah untuk memelihara ciptaanNya. Pesan teologis yang kedua adalah manusia merupakan wakil Allah untuk memelihara bumi serta segala isinya. Pesan teologis yang ketiga adalah Allah mengasihi semua ciptaanNya. Relevansi teologis Kej 9:1-17 bagi Gereja adalah mengajak umat kristiani untuk mewartakan kabar Gembira di tengah krisis ekologi. Keterlibatan umat kristiani dalam menjaga dan merawat alam adalah bentuk pewartaan Kabar Gembira serta kesaksian iman yang konkret.
Availability
16.027 | 222.110.7 Tun p | Perpustakaan STFT | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
222.110.7 Tun p
|
Publisher | STFT Widya Sasana : Malang., 2021 |
Collation |
ix + 211hlm: 22x28cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Classification |
222.110.7
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available