Record Detail
Advanced SearchText
Iman akan Allah Bapa dalam Hidup Rohani [Buku: Menggugat Paternalisme]
Persiapan tahun ketiga menyambut Yubileum Agung Tahun 2000 ini dikhususkan pada Allah Bapa. Allah kita yakini sebagai Bapa yang murah hati dan Dia pun menghendaki kita menjadi anak-anakNya. Cinta kebapaan dan keibuan Allah yang selalu mencintai kita tanpa syarat ini terwujud dalam diri Yesus. Yesus adalah pewahyuan Allah yang memanggil kita masing-masing untuk bertobat dan bersemangat mengampuni dengan tulus. Kita menjadi anak Allah seturut ajakan dan teladan Yesus yang adalah jalan, kebenaran dan kehidupan. Melalui sakramen dan sikap tobat terus-menerus, perjalanan ziarah kita menjadi manusia baru dalam Yesus dengan semangat Roh Kudus ini makin diteguhkan. Paus Yohanes Paulus II, dalam surat Apostolik Tertio Millenio Adveniente, mengingatkan bahwa dalam perjalanan ziarah bersama seluruh umat manusia di zaman sekuler yang melupakan Allah ini, kita perlu memperhatikan beberapa masalah yang ada sebagai medan perjuangan. Masalah gila kekuasaan, kemiskinan, kerukunan beragama, hak-hak perempuan dan hidup berkeluarga yang berakar pada budaya paternalisme ini perlu dihadapi dengan peradaban cinta Ilahi yang memberi kemerdekaan, keadilan dan damai. Lalu, bagaimana Allah Bapa yang kita hayati ini dapat membebaskan kita dari belenggu paternalisme? Siapakah Allah Bapa itu bagiku? Bagaimana kita mesti berelasi denganNya? Mari kita pahami dan sadari implikasi iman pada Allah Bapa ini dalam kehidupan rohani kita.
Availability
9916-I | 230 Bud m | Perpustakaan STFT | Available |
Detail Information
Series Title |
Seri Filsafat Teologi Widya Sasana; Vol.6
|
---|---|
Call Number |
230 Bud m
|
Publisher | STFT Widya Sasana : Malang., 2000 |
Collation |
v + 124-133hlm; 12x19,5cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
ISSN 1411-9005
|
Classification |
230
|
Content Type |
ARTIKEL
|
Other version/related
No other version available