Record Detail
Advanced SearchText
Implikasi Moral Penghayatan Iman akan Allah Bapa [Buku: Menggugat Paternalisme]
Tema ini adalah sebagian dari masalah yang lebih luas, yakni peran Allah yang sekurang-kurangnya secara implisit meresapi seluruh moral, tetapi dalam teologi moral lebih banyak diandaikan daripada dieksplisitkan. Dalam kesadaran banyak orang dengan sendirinya moral dikaitkan dengan Allah. Istilah-istilah 'norma moral', 'hukum Allah', 'perintah Allah' dipakai sebagai sinonim. Bermoral berarti melalukan Kehendak Allah, melanggar moral berarti melawan Kehendak Allah, tidak hanya pada taraf obyektif dalam arti pelanggaran norma, melainkan juga sehubungan dengan subyek yang bertanggungjawab dalam hati nurani kepada Allah yang dijumpainya di dalam lubuk hatinya, bdk. GS 16. Kaitan atau pengaitan moral dengan Allah mencerminkan paham tentang moral dan paham tentang Allah. Beriman disadari tidak tanpa implikasi serta konsekuensi. Bagaimana implikasi dan konsekuensi beriman kepada Allah Bapa? Sebaiknya dibedakan antara 'Allah sebagai Bapa' (yang merupakan pemikiran filosofis manusia mengenai Allah) dan 'Allah Bapa' (sebagai Pribadi dari Allah Tritunggal yang diwahyukan dan menjadi bahan refleksi teologis). Tujuan uraian ini hanyalah mengeskplisitkan pengaitan implisit antara moral dan Allah, khususnya Allah Bapa, agar lebih disadari, dan dengan demikian dijernihkan dengan harapan agar lebih dihayati (dan diamalkan) dengan lebih sadar.
Availability
9916-H | 230 Bud m | Perpustakaan STFT | Available |
Detail Information
Series Title |
Seri Filsafat Teologi Widya Sasana; Vol.6
|
---|---|
Call Number |
230 Bud m
|
Publisher | STFT Widya Sasana : Malang., 2000 |
Collation |
v + 107-123hlm; 12x19,5cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
ISSN 1411-9005
|
Classification |
230
|
Content Type |
ARTIKEL
|
Other version/related
No other version available