Tema rekonsiliasi (pendamaian kembali, rujuk, rukun kembali) sering dibicarakan dan juga diseminarkan, baik dalam konteks nasional maupun internasional. Buku-buku mengenai tema itu juga cukup banyak. Masalahnya sekarang ialah apakah tema yang begitu bagus dan mendasar dalam hidup manusia ini sudah dipraktekkan atau masih terbatas pada wacana. Tulisan ini mencoba merefleksikannya dari sudut kebudayaan. Tema ini coba penulis kaitkan dengan realitas yang ada di Indonesia yang begitu kompleks dalam usaha membangun Indonesia Baru. Kebudayaan yang dimaksudkan di sini dalam arti luas, yaitu mencakup hasil cipta, karsa dan karya manusia. Dengan demikian bisa masuk juga di dalamnya soal keyakinan, paham politik, etnis, agama dsb. Penulis sendiri berasumsi bahwa untuk membangun Indonesia Baru perlu melibatkan semua unsur yang terkait, termasuk juga unsur-unsur yang berbeda dari realitas yang ada di bumi Indonesia ini.