Record Detail
Advanced SearchText
Panggilan Gereja untuk Peduli terhadap Orang Lemah (Analisis kepedulian Santo Vinsensius pada orang lemah dalam Terang Evangelii Gaudium artikel 209-216)
Studi dengan judul di atas ini bermula dari keprihatinan penulis akan realitas kemiskinan dan kemalangan dari orang-orang yang menjadi korban dari situasi di sekitarnya, khususnya para pengungsi dan migran. Karena situasi perang atau penindasan mereka tercabut dari tempat asalnya, terlunta-lunta tanpa tempat tinggal, pekerjaan, tanpa kondisi sepantasnya untuk seorang manusia. Selain itu, saat mereka berusaha untuk mencari tempat suaka, sering juga mereka menjadi mangsa dari sekelompok penjahat kemanusiaan yang karena kerakusannya menipu dan memanfaatkan situasi mereka. Situasi ini juga kadang diperparah ketika mereka ditolak dimana-mana di tempat yang mereka tuju dengan usaha keras itu. Singkatnya, ada fenomena ketidakpedulian manusia kepada sesamanya, masing-masing hanya memikirkan kesejahteraan dan keamanan diri sendiri atau kelompok sendiri. Persoalan ini cukup mengusik hati nurani sehingga penulis mengangkat tema ini untuk mengingatkan akan panggilan manusiawi dan panggilan Gereja untuk peduli kepada yang lemah, miskin, malang, dan berkesusahan. Melalui studi ini, penulis mau menunjukkan bahwa sebenarnya kepedulian ini adalah sesuatu yang melekat pada Gereja sejak semula karena Kristus, sang Pendiri, mengajarkan dan memberi teladan sendiri tentang kepedulian semacam ini. Dalam masa sekarang ini Gereja mempunyai Paus Fransiskus yang sangat peka akan persoalan-persoalan kemanusiaan, khususnya penderitaan kaum papa miskin menderita. Paus Fransiskus mengkritik berbagai macam ketimpangan di dunia yang mengorbankan orang miskin karena praktek ketidakadilan, konsumerisme, kekuasaan dan keserakahan kaum kapitalis. Semangat dunia dewasa ini yang lebih mementingkan keberhasilan pribadi sehingga memunculkan sikap ketidakpedulian global terhadap sesama, menyebabkan kemiskinan semakin parah. Lewat Evangelli Gaudium Paus mencita citakan Gereja yang peduli dan lebih terbuka, Gereja yang memar, terluka dan kotor karena telah keluar di jalan-jalan, daripada Gereja yang sakit karena menutup diri dan nyaman melekat pada rasa amannya sendiri. Dalam studi ini, juga mau ditunjukkan bahwa 400 tahun yang lalu, Santo Vinsensius (1581-1660) adalah juga tidak kalah jelasnya menunjukkan kepeduliannya pada yang lemah sebagaimana Fransiskus. Studi ini melihat dan mendalami Panggilan Gereja untuk Peduli Terhadap Orang Lemah dalam hidup dan karya Santo Vinsensius yang kemudian akan dianalisis dalam terang Evangelii Gaudium artikel 209-216. Lewat studi ini, penulis membandingkan, mencari persamaan dan perbedaan dari apa yang dilakukan Vinsensius dengan apa yang diserukan oleh Paus Fransiskus. Penulis menunjukkan bahwa dalam keduanya diwujudkan sikap Gereja yang peduli terhadap orang lemah yang merupakan bentuk penghayatan gereja atas panggilan hidupnya dan bahwa dengan caranya masing masing keduanya melakukan kepedulian terhadap kaum lemah. Berkat kepedulian dan kepekaan terhadap orang lemah, keduanya menjadi tokoh revolusioner bagi wajah Gereja. Diharapkan dengan mendalami ini juga dibangkitkan kesadaran umat beriman anggota Gereja, enath sebagai pribadi maupun kelompok, untuk juga mau terbuka dan peduli terhadap sesama terlebih kepada mereka yang lemah dan miskin karena hal ini adalah hakekat Gereja sendiri.
Availability
18.01002 | 235.2 Agu p | Perpustakaan STFT | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
235.2 Agu p
|
Publisher | STFT Widya Sasana : Malang., 2020 |
Collation |
xiii + 177hlm; 21x28cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Classification |
235.2
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available