Perjalanan hidup manusia dengan segala dinamika tindakannya mempunyai tujuan yang ingin dicapai yaitu perwujudan diri atau realisasi diri. Individu akan terus bergulat dan bergaul dengan sesamanya untuk merealisasikan diri. Hal ini nampak dalam relasi dan interaksi. Interaksi dan relasi melibatkan seluruh aspek kehidupan individu dalam memenuhi kebutuhan untuk merealisasikan diri. Tulisan ini mendeskripsikan individu dalam relasi sosial masyarakat, perspektif dramaturgi Erving Goffman. Sebuah teori yang memperlihatkan bahwa realitas sosial seperti pertunjukan teater atau panggung sandiwara. Individu melakonkan perannya masing-masing sesuai dengan kedudukan dan fungsinya dalam masyarakat. Identitas individu bisa berubah-ubah sesuai dengan interaksinya dengan orang lain. Di sinilah dramaturgi masuk untuk menguasai interaksi antarindividu. Pada saat individu berinteraksi dengan orang lain atau sedang dalam melakonkan peran, ada dua tempat yang saling berhubungan satu sama lain yaitu panggung depan dan panggung belakang serta titik referensinya adalah penampilan peran yang dimiliki setiap individu. Segala kejadian dan struktur sosial yang ada dalam masyarakat meliputi setiap peran yang dilakukan individu. Individu yang terlibat dalam hidup bersama dengan orang lain dengan segala bentuk nilai dan norma yang mengatur tatanan hidup bersama diakui sebagai atribut dalam interaksi sosial. Interaksi sosial meliputi pelaku tindakan yang saling mempengaruhi sehingga menghasilkan suatu pola kelakuan yang sama dan konkret. Manusia adalah makhluk yang relasional. Sebagai makhluk yang relasional individu ada dan hadir di hadapan makhluk lain. Relasi merupakan salah satu bentuk ekspresi diri sebagai ungkapan bahwa individu itu sungguh ada bersama dengan orang lain. Relasi antara individu nampak jelas dalam interaksi sosial. Relasi sosial lahir dari kesadaran individu sebagai subjek otonom yang mempunyai kemampuan untuk bertindak sesuai dengan akal budi yang mengarahkan seluruh aksi dan reaksi dengan tujuan yang berorentasi pada proses sosial. Individu yang mengakui adanya relasi sosial dengan orang lain dapat dilihat dalam hubungan timbal balik antar individu. Individu yang satu membutuhkan individu yang lain untuk melengkapi dinamika hidupnya. Dalam relasi setiap individu mempunyai sikap ketergantung yang sangat tinggi terhadap orang lain. Realitas relasi sosial ditandai dengan waktu yang membuat individu hadir dalam situasi tertentu untuk orang lain dengan waktu yang berbeda. Dengan demikian relasi sosial menunjukan realitas hidup yang tidak otomatis melainkan berubah-ubah sesuai dengan situasi yang dialami individu. Individu yang sadar akan relasinya dengan orang lain berarti individu dapat ambil bagian dalam hidup dan peran orang lain. Individu sebagai subjek sekaligus objek tindakan dapat mempertahankan struktur peran individu dalam masyarakat dengan bergantung pada interaksinya dengan orang lain. Individu yang mengambil peran tertentu dalam masyarakat punya kemampuan untuk menggambarkan situasi, menafsirkan, mengevaluasi, dan berani mengambil tindakan dan berani mengambil resiko. Dari relasi atau interaksi yang dilakukan individu dalam masyarakat muncul defenisi tentang diri. Meskipun diri merupakan hasil proses interaksi dalam masyarakat namun secara individual seseorang berusaha untuk menampilkan diri sesuai dengan karakternya atau perannya dalam masyarakat. Hal itu nampak dari tindakan dan perilaku individu yang menyesuaikan diri terhadap nilai dan norma yang mengatur kehidupan bersama dalam masyarakat.