Manusia sebagai makhluk sosial yang hadir, ada dan hidup bersama dengan orang lain membutuhkan dan mensyaratkan adanya komunikasi. Manusia sejak awal mula mencoba mengurai dan menjawab kebutuhan itu. Penemuan demi penemuan mulai dari yang paling sederhana melalui ekspresi dan bahasa tubuh, lambang atau ukiran pada batu dan tanah, penggunaan papirus dan kertas hingga paling mutakhir saat ini yakni internet menjadi jawaban akan kehausan dan kebutuhan manusia akan komunikasi. Media komunikasi massa merupakan sarana dan cara yang efektif dalam berkomunikasi karena menghadirkan dan menampilkan beragam cara dan sarana yang dapat menjadi preferensi manusia dalam berkomunikasi. Media massa memainkan peranan dan fungsi yang sangat penting dalam masyarakat terutama karena media massa memberi informasi, mengedukasi, menghibur, memobilisasi masyarakat, mengontrol dan menjadi agen perubahan dan sebagainya. Namun dewasa ini, peran dan fungsi media tersebut digerogoti dan diboncengi dengan berbagai kepentingan dan nilai. Salah satu tokoh yang menyumbang keraguan akan peran dan fungsi obyektif atau jujur media massa ialah Chomsky. Bagi Chomsky fakta, sejarah, dan informasi yang disampaikan oleh media massa hanyalah hasil rekonstruksi dan settingan untuk melayani kelas penguasa yang mengendalikan dan membiayai mereka. Media massa hanyalah instrumen kelas penguasa untuk mempertahankan kekuasaan dan status quo. Gelombang keraguan akan peran dan fungsi objektif dan jujur dari media massa tidak berarti pula pemakluman akan keruntuhan media massa. Media massa memiliki etika komunikasi yang hendak menjamin hak masyarakat akan informasi yang benar dan juga kebebasan berekspresi dan tanggung jawab media sebagai instansi publik. Kehadiran dan perkembangan internet memungkinkan masyarakat atau netizen tampil sebagai wajah baru media komunikasi massa. Media online dan media sosial hadir sebagai wadah ekspresi dan sosialisasi masyarakat.