Masyarakat Dayak Ngaju adalah masyarakat yang sangat dekat dengan alam. Kehidupan yang berdampingan dengan alam membuat mereka sadar bahwa keberadaan dirinya tidak berarti tanpa alam. Simbol Batang Garing merupakan buah dari refleksi akan dirinya yang hidup berdampingan dengan alam. Batang Garing mengambil simbol ragam pohon piramidal, yaitu bentuk pohon yang lancip ke atas. Ragam ini mencerminkan kehidupan masyarakat Dayak Ngaju yang terarah pada Yang Tertinggi, yaitu Ranying Hatalla Langit. Hal ini nampak dalam batang utama Batang Garing yang berbentuk seperti tombak dengan bagian yang lancip mengarah ke atas. Ranting-ranting pohon Batang Garing dengan aneka hiasan seperti emas, intan dan lain-lain adalah gambaran keduniawian sebagai representasi Jata. Demikian pula, simbol unsur-unsur Batang Garing yang lainnya, seperti, Garing Berakar Panjang Melingkar, Akar Tunggang yang Terdiri dari Beragam Senjata, Basung dan Baner, Bungking Bakam Batu, Berlumut Pasihai dan Berduri Simbel Randan, Garing Berdahan Guntur, Daun yang Berbentuk Helai-helai Bulu Burung Enggang, Kambang Garing, Buah Tampung Penyang Karuhei dan Pohon yang Tumbuh Ramba Rimbu merupakan simbol yang selalu ada kaitannya dengan Ranying Hatalla Langit dan Jata. Selain sebagai simbol kedekatan Masyarakat Dayak Ngaju dengan alam, Batang Garing juga merupakan lukisan keseluruhan eksistensi masyarakat Dayak Ngaju, yakni kelahiran, tata cara dan perilaku, norma, adat istiadat, sistem religi, mata pencaharian, seni, peralatan, bahkan sampai pada kisah kematiannya.