Record Detail
Advanced SearchText
Studi Analisa Para Misionaris Menurut Ad Gentes Artikel 23-27 Serta Aplikasinya dalam Katekese
Dekrit Ad Gentes merupakan sebuah karya besar yang dihasilkan oleh Gereja melalui KV II 1965. Melalui dekrit Ad Gentes, Gereja merefleksikan jati dirinya sebagai Gereja yang misioner (AG 2). Ad Gentes memberi perhatian dan dorongan kepada Gereja untuk tetap mentaati perintah Pendirinya: mewartakan Injil kepada segala makluk (Mrk 16: 16). Gereja diutus oleh Allah untuk menjadi sakramen universal keselamatan bagi segala bangsa (AG 1, LG 48) yakni Gereja hadir, hidup dan membaur dengan kehidupan manusia. Ad Gentes mengingatkan umat Kristiani (umat Allah) akan pentingnya panggilan menjadi misionaris atau rasul Kristus. Panggilan menjadi misionaris adalah panggilan semua umat Allah atau panggilan setiap umat beriman. Dalam hal ini mewartakan Injil tidak hanya dimonopoli atau menjadi milik mereka yang menerima secara eksklusif (kaum klerus) tetapi panggilan bagi semua umat beriman (EG 111). Ad Gentes menegaskan kepada semua umat Allah untuk terlibat menjadi pewarta Kabar Baik di mana saja lewat kesaksian hidup dan cinta kasih (AG 11-12), menjadi agen dan pelaku utama dalam bermisi. rnDari hasil analisa mengenai para misionaris menurut Ad Gentes artikel 23-27, penulis menemukan jawaban bahwa panggilan untuk merasul atau menjadi misionaris mencakup semua umat yang percaya kepada Kristus (AG 23), entah dipanggil secara khusus (para klerus) maupun dipanggil secara umum (kaum awam). Seluruh umat memiliki tanggung jawab yang sama dalam mewartakan Kabar Gembira kepada segala bangsa. Dalam mewartakan Injil, hendaknya seluruh umat meneladani semangat Yesus sendiri yaitu semangat dalam doa, melayani dengan setia, menyerupai seorang hamba, berani berkorban dan menaruh kepercayaan kepada bimbingan Roh Allah (AG 24). Untuk menjadi seorang misionaris yang tangguh perlu dibekali dengan berbagai pengetahuan baik dalam bidang rohani, sosial maupun moral agar pelayanan menjadi efektif dan lancar (AG 25). Pengetahuan tersebut dapat diperoleh lewat studi filsafat dan teologi maupun kursus atau lokakarya (AG 26) yang telah tanam sejak awal di lembaga-lembaga (27) seperti sekolah, keluarga dan paroki. Lembaga-lembaga ini menjadi tempat tumbuhkembangnya benih-benih misionaris awal dalam Gereja. Panggilan menjadi misionaris adalah panggilan bagi semua umat Allah. Sebab misionaris tidak hanya monopoli kaum klerus, tetapi identitas misionaris itu melekat pada semua umat beriman (umat Allah). Untuk memahami panggilan Gereja (seluruh umat Allah) sebagai misionaris, penulis menawarkan suatu bahan sebagai acuan untuk berkatekese karena katekese merupakan sarana yang paling cepat untuk menjelaskan arti misionaris kepada seluruh umat beriman. Bahan-bahan katekese diambil dari Ad Gentes artikel 23-27. Bahan katekese tersebut dimaksudkan untuk memberi penjelasan dan pemahaman yang benar arti misionaris yang sesungguhnya bagi seluruh umat beriman. Dengan demikian, umat Allah memperoleh suatu pencerahan baru bahwa misonaris itu adalah diriku sendiri. Misionaris bukan sesuatu yang ada diluar diriku tetapi melekat dan terikat sejak pembaptisan.
Availability
12.071 | 262.91 MAN s | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
262.91 MAN s
|
Publisher | STFT Widya Sasana : Malang., 2016 |
Collation |
xvi + 126hlm: 21x28cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Classification |
262.91
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available