Fokus dari tulisan ini adalah martabat manusia dalam budaya belis Lamaholot-Kolontobo. Pemikian atau pandangan seorang filsuf Jerman abad XX, yaitu Ernst Cassirer, terutama teorinya tentang simbol dalam konteks kebudayaan manusia. Penulisan ini menggunakan metode kualitatif, yaitu menggali sumber-sumber melalui wawancara dan mengaitkannya dengan pemikiran Ernst Cassirer tentang simbol. Narasumber yang diwawancarai adalah para tokoh adat yang sangat mengerti dan memahami tentang belis dalam budaya Lamaholot, khususnya di desa Kolontobo. Proses berlangsungnya wawancara dilakukan secara bertahap melalui Hand Phone. Selain metode wawancara, penulisan skripsi ini juga menggunakan metode kajian pustaka. Penulis mencari sumber dalam bentuk tertulis tentang budaya belis Lamaholot yang sudah dibukukan, kemudian mengkaji serta membandingkannya dengan sumber wawancara terdahulu. Selain itu, untuk melengkapi hal-hal yang perlu, penulis juga mencari sumber tambahan melalui internet. Temuan yang penulis peroleh dari budaya belis Lamaholot-Kolontobo adalah nilai-nilai hidup yang mengangkat dan menjunjung martabat manusia. Nilai-nilai tersebut adalah kesadaran, persatuan dan saling melengkapi.