Record Detail
Advanced SearchText
Makna Simbolik Umem Mnasi Banase Obe Di Bijaepasu-TTU (Timor Tengah Utara) dalam Terang Pemikiran Ernst Cassirer (Tinjauan filosofis)
Salah satu tema sentral pemikiran Ernst Cassirer ialah animal symbolicum. Ernst Cassirer mengatakan manusia dalam keserian hidupnya selalu berinteraksi dengan simbol-simbol. Simbol-simbol pada realitas manusia tersebut merupakan representasi dari kodrat manusia sebagai animal symbolicum yang memiliki sistem simbol. Penulis menyadari bahwa manusia perlu memahami secara mendalam tentang kodratnya. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mendalami konsep simbolis menurut Ernst Cassirer. Tujuan dari penulisan skripsi ini ialah: pertama, mendalami konsep pemikiran Ernst Cassirer mengenai animal symbolicum; kedua, menganalisa 'makna simbolik Umem Mnasi Banase Obe di Bijaepasu-TTU (Timor Tengah Utara) dalam terang pemikiran Ernst Cassirer': ketiga, sebagai syarat untuk menyelesaikan studi strata 1 (S1). Adapun metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini yakni metode kualitatif (wawancara, observasi, pustaka). Pada bagian pertama (metode kualitatif), penulis melakukan wawancara langsung guna mengumpulkan data-data yang ingin dikaji; kedua, penulis melihat langsung tempat (Umem Mnasi) sebagai pokok kajian, ketiga; penulis juga mengunakan sumber utama tulisan Ernst Cassirer yang berjudul An Essay on Man dan juga buku budaya yakni Andres Tefa Sawu dengan judul bukunya 'Di Bawah Naungan Gunung Mutis', Martinus Safu Salu dan Yohanes G. Amsikan dengan judul bukunya 'Ungkapan Tradisional bahasa Meto suku Atone Pah Meto kabupaten Timor Tengah Utara' untuk menganalisa simbol Umem Mnasi dalam terang pemikiran Ernst Cassirer. Ernst Cassirer mengatakan bahwa manusia adalah animal symbolicum. Ia mendefinisikan manusia sebagai animal symbolicum yang didasari pada refleksinya mengenai simbol-simbol dalam realitas hidup manusia. Dalam refleksi tersebut, Cassirer menemukan bahwa manusia hidup, memiliki 'dunia ketiga'. Dunia ketiga yang dimaksudkan Cassirer ialah dunia simbol. Untuk lebih meyakinkan dirinya bahwa manusia adalah animal symbolicum, Cassirer membedakan manusia dan binatang dalam tanda-tanda dan simbol. Dalam pembedaan tersebut Cassirer mengatakan bahwa binatang hanya mengenal tanda-tanda alam, tanda-tanda adanya mangsa dan tanda-tanda adanya bahaya yang mengancam hidupnya. Sedangkan manusia tidak hanya mengenal tanda tetapi menciptakan simbol. Simbol dalam kehidupan manusia merupakan dunia makna. Artinya dalam kehidupan manusia, hal yang paling mencolok adalah pengetahuan simbolis dan imajinasi simbolis. Dengan pengetahuan ini manusia menciptakan kebudayaan. Mitos, religi, bahasa, seni, dan ilmu pengetahuan adalah produk-produk kebudayaan yang merupakan realitas simbol-simbol. Oleh karena itu, Ernst Cassirer menyimpulkan bahwa manusia adalah animal symbolicum.
Availability
16.018 | 959.86 Ban m | Perpustakaan STFT | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
959.86 Ban m
|
Publisher | STFT Widya Sasana : Malang., 2020 |
Collation |
xiv + 116hlm: 22x28cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Classification |
959.86
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available