Record Detail
Advanced SearchText
Peran Sanghatn dalam Upacara Adat Kematian Dayak Kanayatn dalam Tinjauan Spiritualitas Doa Katolik
Skripsi ini adalah suatu upaya untuk memasukkan Upacara Ngalapastn Tahutn Urank Mati ke dalam Upacara peringatan arwah 1000 hari Katolik. Kedua upacara tersebut memiliki peran yang sama dan dapat digolongkan sebagai upacara sakramentali. Ada beberapa hal yang dapat dihilangkan dan ditambahkan ke dalam masing-masing upacara. Kedua acara yang saling mengisi satu sama lain dapat memungkinkan terjadinya inkorporasi. Upacara Ngalapasatn Tahutn Urank Mati yang akan dimasukkan ke dalam Upacara Katolik harus mencantumkan beberapa hal khusus. Suatu perayaan sakramentali harus memiliki pola dasar seperti Ritus Pembuka, Pewartaan Sabda Allah, Doa Gereja dan Ritus Penutup. Pada Upacara Ngalapastn Tahutn Urank Mati sudah terdapat Ritus Pembuka dan Ritus Penutup. Kedua pola yang sudah ada tersebut kemudian digabungkan atau ditambahkan dengan Pewartaan Sabda dan Doa Gereja. Penambahan struktur diperlukan agar upacara tersebut dapat menjadi suatu doa pemberkatan. Struktur baku itu terdiri dari sapaan kepada Allah, kenangan akan karya-karya agung Allah, permohonan-permohonan atau epilese dan Rumus kepengantaraan. Struktur tersebut sesungguhnya tidak terdapat dalam doa Sanghatn yang merupakan doa sentral dalam upacara Ngalapastn Tahutn Urank Mati. Doa Sanghatn bukan doa yang sudah dikristenisasi sehingga tidak ada rumusan atau struktur yang mengarah kepada Yesus Kristus. Upacara adat Dayak bukan sesuatu upacara kekafiran yang harus ditinggalkan. Apalagi oleh pemuda-pemudi yang seharusnya menjadi masa depan kebudayaan itu sendiri. Upacara adat, terlebih doa Sanghatn, memberikan suatu pembelajaran nilai-nilai sosial yang penting bagi manusia. Lewat doa Sanghatn semua masyarakat adat yang hadir diajak untuk menyadari keberadaan makhluk-makhluk lain di alam. Manusia tidak tinggal sendirian, karena itu alam perlu dijaga kelestariannya. Acara adat tersebut mengajarkan manusia untuk selalu bersyukur kepada Sang Pencipta yang memberikan rejeki berupa makanan, kesehatan dan kehidupan. Ada begitu banyak nilai-nilai yang diajarkan oleh suatu upacara adat yang seharusnya dapat meningkatkan taraf hidup manusia ke arah yang lebih baik. Penemuan nilai-nilai ini yang kemudian diangkat penulis sebagai suatu ajakan untuk melestarikan kebudayaan lokal yang sudah ada agar terus hidup.
Availability
15.026 | 959.84 Gum p | Perpustakaan STFT | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
959.84 Gum p
|
Publisher | STFT Widya Sasana : Malang., 2020 |
Collation |
vii + 64hlm: 22x28cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Classification |
959.84
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available