Record Detail
Advanced SearchText
Konsep Pendidikan Kewarganegaraan dalam Masyarakat Multikultural Menurut Will Kymlicka dan Relevansinya Bagi Bangsa Indonesia (Tinjauan dari perpektif filsafat sosial)
Stabilitas hidup sebuah negara tidak hanya ditentukan oleh bagaimana pemerintahannya berlangsung, tetapi juga ditentukan oleh bagaimana para warga negara menghayati statusnya. Para warga negara memainkan peran yang urgen dalam mengusahakan kemajuan sebuah negara. Kehadiran warga negara yang baik atau berkualitas, yang berani berkorban demi negara, menjadi sesuatu yang sangat diidamkan oleh setiap negara demi menjamin masa depannya. Indonesia sebagai sebuah negara besar dan majemuk yang seringkali mengalami ancaman disintergrasi melalui berbagai gerakan separatis dan fenomena SARA, sangat membutuhkan kehadiran warga negara yang berkualitas. Tanpa warga negara berkualitas masa depan Indonesia menjadi suram, keutuhan NKRI terancam. Warga yang berkualitas dalam konteks pluralitas ialah warga yang mampu menghayati status kewarganegaraannya dengan baik tanpa mempersoalkan segala kemajemukan yang ada. Usaha untuk menghadirkan warga negara yang berkualitas menjadi tanggung jawab dari dunia pendidikan, secara khusus pendidikan kewarganegaraan. Pendidikan kewarganegaraan berperan membentuk kepribadian setiap warga negara sehingga mampu menghayati status kewargaannya sesuai dengan karakteristik yang dimiliki oleh bangsanya. Pendidikan kewarganegaraan dituntut untuk membenamkan dalam diri para warga negara segala macam kebajikan kewarganegaraan. Indonesia sebagai negara multikultural membutuhkan warga negara yang memiliki kecakapan untuk hidup dalam kemajemukan. Kymlicka menegaskan bahwa pendidikan kewarganegaraan bukan hanya menyangkut pengajaran dan pembelajaran seputar informasi perihal tata pemerintahan. Pendidikan kewarganegaraan juga mencakup pembelajaran serangkaian disposisi, kebajikan dan loyalitas. Ada beberapa kebajikan mesti ditumbuh- kembangkan oleh pendidikan kewarganegaraan dalam diri setiap warga negara seperti keutamaan publik, cita rasa keadilan, sivilitas dan toleransi, dan cita rasa solidaritas atau loyalitas bersama. Inilah kebajikan-kebajikan ini yang dibutuhkan Indonesia demi terciptanya keharmonisan dalam hidup bersama. Indonesia membutuhkan warga negara yang aktif dalam ruang publik, memiliki cita rasa keadilan, memiliki kecakapan sivilitas, toleran, solider dan loyal terhadap negara. Indonesia membutuhkan warga yang mampu hidup di dalam keanekaragaman dan warga negara yang mampu membebaskan diri dari kungkungan isu SARA. Sekolah menjadi pilihan utama untuk membenamkan kebajikan-kebajikan tersebut. Pranata-pranata lainnya berperan sebagai pelengkap. Di sekolah anak-anak harus sudah dibiasakan untuk menghargai perbedaan yang ada, belajar mencintai identitas bersama dan belajar berkorban demi keutuhan hidup bersama. Pranata-pranata lain juga, seperti pemerintah, keluarga, kelompok budaya-etnis dan agama, perlu mendukung perkembangan anak-anak di dalam kebajikan-kebajikan tersebut. Kerjasama berbagai pranata itu penting demi keberhasilan penanaman kebajikan sipil di dalam diri anak-anak.
Availability
16.067 | 370.1 Nga k | Perpustakaan STFT | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
370.1 Nga k
|
Publisher | STFT Widya Sasana : Malang., 2020 |
Collation |
xi + 148hlm: 22x28cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Classification |
370.1
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available