Record Detail
Advanced SearchText
Urgensi Dialog Antaragama dalam Terang Evangelii Gaudium 250-257 dan Relevansinya Bagi Indonesia
Dialog antaragama merupakan syarat yang perlu untuk menciptakan perdamaian dan ketentraman dalam kehidupan bersama. Ada anggapan seperti yang disampaikan oleh Paus Fransiskus bahwa dialog antaragama merupakan syarat yang perlu untuk perdamaian dunia. Anggapan semacam itu mengungkapkan bahwa dialog antaragama menjadi salah satu sarana bagi umat beragama untuk menghadirkan atau menciptakan kedamaian dan ketentraman dalam kehidupan bermasyarakat secara khusus dalam kehidupan beragama. Dialog antaragama bertujuan untuk terciptanya keadilan sosial dan perdamaian dunia. Situasi zaman yang semakin maju dan berkembang ini, tantanganpun semakin berkembang, secara khusus masyarakat Indonesia saat ini. Berkat penggagas dialog antaragama, misalnya Paus Fransiskus berhasil melihat dialog antaragama sebagai syarat untuk menciptakan perdamain bagi dunia. Berdasarkan kenyataan di atas, dialog antaragama harus dijalankan dalam kehidupan masyarakat yang menjemuk ini, agar agama-agama saling mengerti dan memahami ajaran agama lain. Dalam gagasan Paus Fransiskus mengenai dialog antaragama merupakan suatu tindakan yang nyata dalam kehidupan manusia. Tindakan adalah aktivitas yang terjadi melalui relasi antaragama. Paus Fransiskus menegaskan bahwa dialog antaragama adalah syarat yang menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat yang majemuk ini, yakni ketika perbedaan agama itu ingin menunjukkan kebebasan dan kedamaian bagi semua orang yang ada di dalamnya. Jadi, dialog antaragama menurut Paus Fransiskus adalah tindakan untuk menciptakan keadilan sosial dan perdamaian dunia. Dialog antaragama dalam Evangelii Gaudium pertama-tama melihat tugas dan peran Gereja dalam dunia ini. Di mana Gereja hadir sebagai terang dan garam untuk menghadirkan Kerajaan Allah bagi semua orang. Dengan demikian Gereja menjadi tanda dan sarana keselamatan Allah kepada manusia. Dialog antaragama tidak lagi berbicara soal-soal doktrinal, melainkan sebuah tindakan untuk mengupayakan keadilan dan perdamaian sosial. Seruan Paus Fransiskus tentang dialog ini hendak mengatakan bahwa iman perlu diwujudkan dalam realitas hidup sosial. Maka yang mejadi fondasi dialog adalah martabat manusia sendiri, yakni nilai-nilai universal. Dialog antaragama memiliki karakter kepentingan umum, yakni menciptakan keharmonisan dan perdamaian dalam kehidupan beragama. Dialog antaragama selalu digerakkan oleh kesadaran dalam kelompok (agama) terntenu mengenai keyakinan atau agama yang lain. Hal itu murni muncul dari relasi antaragama yang saling menghargai dan menghormati satu dengan yang lain. Sehingga dapat dipahami bahwa dialog antaragama merupakan hasil kerjasama antar umat beragama. Dialog antaragama menjadi ruang untuk menciptakan keadilan sosial dan kedamaian dunia. Dialog antaragama adalah seluruh aktivitas kehidupan manusia dalam kesehariannya dengan orang lain yang berbeda agama.
Availability
16.036 | 291.172 Kor u | Perpustakaan STFT | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
291.172 Kor u
|
Publisher | STFT Widya Sasana : Malang., 2020 |
Collation |
xi + 95hlm: 22x28cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Classification |
291.172
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available