Record Detail
Advanced SearchText
Cinta Persaudaraan dalam Perspektif Gaudium Et Spes Artikel 24 (Tinjauan Teologis dan Relevansinya bagi Gereja di Indonesia)
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling unik dan berbeda dengan ciptaan yang lain. Meskipun berbeda satu dengan yang lain namun ikatan saling ketergantungan (saling membutuhkan) memegang peranan penting dalam mempertahankan dan meneruskan hidup itu sendiri. Manusia diciptakan oleh Allah untuk hidup bersama-sama menjadi satu keluarga dan menjalani hidup tersebut dengan penuh persaudaraan. Manusia saling mencintai sebagai saudara seperti Allah sendiri telah mencintai manusia. Melalui sikap saling mencintai sebagai saudara, segala perbedaan yang ada (suku, budaya dan agama) tidak menjadi masalah atau hambatan dalam usaha membangun hidup bersama dengan baik. Hidup saling mencintai sebagai saudara (cinta persudaraan) berarti semua manusia tanpa terkecuali (baik itu orang tua, anak-anak, orang yang normal atau cacat dan yang kaya atau miskin) adalah saudara yang berasal dari Bapa yang satu dan sama yaitu Allah sendiri. Kesamaan kodrat sebagai manusia mengharuskan manusia untuk saling mencintai dan menerima. Manusia dengan sikap kebersamaan yang merupakan rencana Allah, berusaha membangun dunia ini dengan penuh persaudaraan dan bersama-sama menuju satu tujuan yaitu Allah sendiri. Ungkapan manusia untuk mencintai Allah tidak terlepas dari sikap mencintai sesama manusia dan segala ciptaan yang ada. Bagaimana mungkin seseorang mengatakan bahwa ia mencintai Allah yang tak kelihatan dan membenci sesama manusia yang kelihatan. Cinta kepada Allah dinyatakan juga lewat cinta kepada sesama. Perkembangan zaman (salah satunya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi) yang terus membawa perubahan di dunia ini telah ikut memengaruhi dan mengubah hidup manusia khususnya hidup bersama. Manusia zaman sekarang sibuk mengurus dirinya sendiri dan mengabaikan hidup sosial atau hidup bersama yang lain. Individualisme berkembang cepat dan mengakar kuat dalam pribadi-pribadi manusia sekarang. Bentuk perhatian berupa relasi dengan sesama, dialog, bekerja sama dalam berbagai bidang untuk membangun bangsa dan negara menjadi hal yang langkah bahkan hilang dari panggung kehidupan. Kehidupan dijalani dengan berbagai tindakan anarki, penganiayaan, peperangan dan pembunuhan. Pada dasarnya panggilan manusia dengan sikap kebersamaan merupakan rencana Allah sendiri. Manusia memenuhi dunia ini lewat kebersamaan. Manusia adalah makhluk sosial yang hidup bersama-sama untuk mencapai kesejahteraan bersama bukan pribadi. Banyak orang yang kurang memahami hal tersebut sehingga adanya kemiskinan dan penderitaan lainnya.
Availability
12.006 | 261.8 AMF c | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
261.8 AMF c
|
Publisher | STFT Widya Sasana : Malang., 2016 |
Collation |
xiii + 112hlm: 21,5x28cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Classification |
261.8
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available