Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin menguasai kehidupan manusia. Perkembangan itu membawa perubahan pada cara pandang dan tingkah laku manusia yang lebih cenderung pada gaya hidup bebas, individualis, hedonis dan pragmatis. Gaya hidup bebas itu pun telah mengerogoti kehidupan keluarga dan seringkali menjerumuskan suami atau isteri untuk membentuk suatu persekutuan hidup baru tanpa nikah atau kawin lagi. Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II Familiaris Consortio secara khusus art.12, membahas soal pernikahan dan persekutuan antara Allah dan Umat-Nya dengan menekankan ikatan cinta kasih pria dan wanita menjadi gambar dan lambang perjanjian, yang menyatukan Allah dan Umat-Nya. Karena itu, melalui dokumen ini Bapa Suci mengajak Keluarga Kristen untuk tetap setia dalam menghayati peran dan tanggung jawab suami isteri baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat maupun Gereja. Sebab Gereja menyadari betapa pentingnya kebenaran nilai-nilai yang terkandung dalam pernikahan dan hidup keluarga serta peran keluarga dalam pewartaan injil di tengah dunia modern. Di mana keluarga di sebut sebagai Gereja rumah tangga sekaligus sel masyarakat pertama yang menjadi dasar dan faktor penumbuhan masyarakat, terutama lewat pelayanan yang berdasarkan cinta kehidupan. Suami isteri pun ikut serta dalam hidup dan pengutusan Gereja, dengan membentuk diri menjadi Gereja mini yang dibantu Gereja lewat pewartaan Injil dan peneguhan iman. Bagian terakhir Familiaris Consortio membahas tentang kebijaksanaan dalam pastoral keluarga hingga menghadapi kasus-kasus yang sulit.