Filsafat politik memiliki ruang pembahasan yang tidak terbatas. Secara etimologi, politik berbicara tentang dua hal, yaitu negara dan penguasa. Dari kedua hal tersebut, terdapat beberapa hal yang menjadi bahan pembicaraan, yaitu: perkara hukum. Kebijakan publik, partai politik, pertahanan, pendidikan, sumber daya manusia dan alam, konsep keadailan serta segala sesuatu yang berkaitan dengan tata kelola hidup bersama. Beberapa pembahasan tersebut dapat dipahami bahwa filsafat politik merupakan suatu keharusan bagi banyak orang untuk dipelajari. Keharusan untuk berfilsafat politik, penulis mendalami filsafat politik Niccolo Machiavelli. Filsafat politik Niccolo Machiavelli sering kali dinilai kurang baik oleh para tokoh moralit. Anggapan tersebut karena gagasan Machiavelli dinilai amoral. Jika dimengerti dengan baik, pemikiran politik Machiavelli dikhususkan kepada para penguasa supaya seorang penguasa dapat menciptakan tata kelola hidup bersama menjadi lebih baik. Sejak remaja Machiaavelli sudah menyaksikan sebuah peristiwa politik yang mengakibatkan perubahan kekuasaan di Florenze. Florenze merupakan salah satu kota kecil di semenanjung Italia. Sekitar abad XIII-XVI Florenze mengalami kejayaan dalam bidang politik ekonomi dan budaya. Perniagaan berkembang pesat dan bahkan hingga akhir abad XIII atau awal masa renaisans Florenze berhasil menjadi pusat perbankkan dan industri. Kemajuan itu membuat Florenze menjadi negara maju di dunia pada masa itu. Kendati dengan situasi yang demikian, kehidupan politik Florenze begitu diwarnai oleh rangkaian perubahan hukum, konstitusi dan undang-undang. Timbulnya beberapa kesulitan dalam negeri membawa pengaruh yang buruk bagi penguasa saat itu yang didukung oleh kelas menenggah kebawah. Akibat kesulitan ini membuat suatu revolusi di mana golongan kelas menenggah ke atas mengambil alih kekuasaan dan membentuk Florenze menjadi negara maritim. Pemikiran Politik Machiavelli dapat dijumpai pada karyanya yang terkenal yaitu Il Principe bab XV.