Record Detail
Advanced SearchText
Konsep Pendidikan Menurut Jean Jacques Rousseau (Sebuah tinjauan filosofis)
Pada fase di mana dunia Barat mengalami puncak peradabannya pada abad ke-18, Jean Jacques Rousseau tampil sebagai pemikir dengan motif tandingan terhadap keyakinan yang kerap berlebihan pada rasio. Ia mengkritik kebudayaan yang dihasilkan rasio seperti seni, sastra, ilmu yang membusukan kodrat manusia. Menurutnya, jika manusia ingin selamat, hanya ada satu jalan, yakni kembali kepada keadaan awal mula (State of Nature). Menurut Rousseau salah satu kebudayaan yang bertanggung jawab atas hal itu adalah pendidikan. Tulisan ini bertujuan mengupas konsep pendidikan Rousseau sekaligus sebagai ide strategis yang relevan untuk menjawab persoalan pendidikan di Indonesia. Rousseau mengimplementasi secara sistematis pelbagai ide revolusioner tentang pendidikan dalam bukunya Emile or On Education. Ia mengemukakan pendidikan pedagogis dengan konsep kembali kepada alam dengan pendekatan yang bersifat alamiah. Ia menunjuk Emile sebagai karakter utama, yang tumbuh sesuai dengan keadaan alam dan belajar dengan metodenya yang menekankan pembelajaran menurut perkembangan dan proses penyelidikan alamiah. Ia bertujuan membebaskan anak dari belenggu peradaban yang merusak masyarakat dan individu. Jantung filsafat pendidikannya berangkat dari sudut pandang anak, karenanya berakhlak mulia, liberal bagi anugrah bawaan anak. Sama seperti Copernicus menghancurkan kosmologi abad pertengahan, Rousseau mengakhiri konsepsi tradisonal anak, dengan menunjukan bahwa ia adalah makhluk alam dan bahwa dia bertindak dan tumbuh dalam keselarasan dengan hukum-hukum alam. Ia percaya jika anak dibiarkan berkembang secara alami tanpa kendala yang dipaksakan oleh masyarakat kepada mereka, maka potensi mereka akan berkembang sepenuhnya, baik secara pendidikan maupun moral. Prinsip dasar pendidikan menurutnya suatu pendidikan yang harus diresmikan dengan sifat dan kebutuhan individu setiap anak. Ia sangat menekankan kebebasan anak sebagai hukum dasar pendidikan. Daya dorong alamiah dalam diri setiap anak seperti cinta diri tidak boleh dibatasi. Tujuan akhir dari pendidikannya adalah untuk melestarikan kebaikan-kebaikan alamiah dan kebajikan-kebajikan dalam hati manusia, serta menciptakan masyarakat yang selaras dengan situasi manusiawi mereka. Pendidikan mesti membantu seorang anak dapat meningkatkan kemampuannya sendiri. Menurut Rousseau pendidikan pertama-tama harus murni negatif. Hal itu dilakukan bukan mengajarkan prinsip-prinsip kebajikan dan kebenaran, tetapi menjaga hati terhadap kejahatan dan pikiran dari kesalahan. Dasar pendidikan anak ditentukan oleh berbagai masa perkembangan kejiwaannya. Ia membagi lima tahap perkembangan manusia. Rousseau menekankan peran asas-asas pendidikan seperti, orangtua, guru dan pemerintah dalam proses pendidikan. Mereka wajib menghargai prinsip kemerdekaan yang dimiliki anak sesuai tingkat perkembangan psikisnya. Tujuannya untuk menciptakan semangat belajar tinggi, kebebasan berbuat, serta melahirkan tanggung jawab yang luhur. Menurutnya pula kurikulum merupakan kegiatan dan kepentingan yang diwujudkan dalam proses tumbuh dewasa anak-anak dan kurikulum harus kembali kepada alam.
Availability
16.059 | 194 Nal k | Perpustakaan STFT | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
194 Nal k
|
Publisher | STFT Widya Sasana : Malang., 2020 |
Collation |
x + 131hlm: 22x28cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Classification |
194
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available