Record Detail
Advanced SearchText
Selera sebagai Penanda Kelas Sosial (Telaah filosofis atas pemikiran Jean Pierre Bourdieu)
Proyek intelektual Jean Pierre Bourdieu bertujuan menyibak dan membongkar rencana dominasi sosial kaum kuat-kuasa. Bourdieu membangun sebuah konsep teoritis yang integratif. Ia mampu mengintegrasikan pendekatan subyektivisme dan obyektivisme. Konsep yang diusung Bourdieu mengatasi dikotomi agen dan sistem sosial dalam kajian sosiologi terdahulu. Bourdieu mewartakan pendekatan yang komprehensif dan tidak berat sebelah. Pendekatan yang diusung Bourdieu sering kali disebut sebagai 'Strukturasi Genesis'. Analisa sosial Bourdieu berusaha menelisik asal-usul tindakan subjek sosial. Penelitian atas tindakan subjek menemukan hubungan dialektis disposisi subjek sosial dan sistem sosial. Analisa semacam ini Bourdieu sebut sebagai 'Theory of Practice'. Tindakan subjek tidak lain adalah produk internalisasi eksternalitas sekaligus eksternalisasi internalitas. Tindakan subjek sosial dengan demikian dapat dijadikan instrumen untuk memahami relasi dialektis subjek dan sistem yang mengitarinya. Identitas disposisi dan sistem sosial yang mengitari subjek dalam hal ini dapat ditemukan dalam selera dan preferensi keseharian subjek. Cara kerja teoritis semacam ini dapat mengetahui identitas subjek sosial. Selera dan preferensi keseharian subjek sosial dapat mendefinisikan identitas sosialnya. Identitas kaum pendominasi dan yang terdominasi didefinisikan oleh pilihan dan selera keseharian hidupnya. Perbedaan selera setiap subjek sosial sangat bergantung pada akumulasi modal dan posisi dalam ruang sosial. Selera subjek sosial melulu dipahami sebagai usaha distingsi sosial. Kaum pendominasi memanfaatkan perbedaan ini sebagai usaha pelestarian status quo. Selera dengan demikian merujuk pada penanda kelas sosial subjek. Bourdieu memahami realitas sosial dengan konsep habitus, arena dan modal. Ketiganya memiliki relasi yang saling mensyaratkan. Habitus subjek tidak lain adalah produk relasi disposisi subjek atas sistem sosial sekaligus determinasi sistem atas subjek sosial. Konsep arena menjelaskan ruang di mana habitus yang tampak melalui selera ditemukan. Arena merujuk pada ruang di mana setiap subjek sosial bertarung dalam merebut posisi paling strategis. Modal merujuk pada kompetensi setiap subjek yang dipertaruhkan dalam sebuah ranah sosial. Semakin tinggi kompetensi, semakin besar peluang subjek untuk mendekatkan diri pada akses kekuasaan. Dominasi dewasa ini tidak lagi dijalankan melalui agresi militer. Dominasi baru berorientasi pada penindasan kesadaran subjek. Bourdieu menyebut fenomena ini sebagai 'Kekerasan Simbolis'. Kekerasan simbolik merujuk pada kekerasan yang tak tampak kasat mata.
Availability
16.060 | 194 Jal s | Perpustakaan STFT | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
194 Jal s
|
Publisher | STFT Widya Sasana : Malang., 2020 |
Collation |
xiv + 240hlm: 22x28cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Classification |
194
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available