Kerja merupakan kemampuan dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pemenuhan kebutuhan hidup manusia yang beranekaragam tersebut membutuhkan suatu keterampilan dan kecakapan tertentu. Hal ini sangat berguna karena jika keterampilan kerja semakin tinggi maka tingkat penghargaan terhadap keterampilan juga akan semakin tinggi pula. Dengan demikian pendapatan para pekerja akan semakin tinggi. Peningkatan keterampilan kerja dapat diwujudkan dalam program pelatihan kerja. Dalam program pelatihan kerja tidak hanya mengarahkan diri pada peningkatan keterampilan melainkan juga pada aspek mentalitas. Tenaga kerja yang memiliki keterampilan sangat diperlukan dalam persaingan global terutama dalam bidang ekonomi dan sumber daya manusia. Indonesia sebagai negara anggota ASEAN juga tidak luput dari persaingan ekonomi global terutama dalam menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Keterlibatan Indonesia dalam MEA sangat menentukan tingkat kesejahteraan negara. Namun, terdapat berbagai dampak terutama bagi para pekerja atau buruh. MEA membuka kesempatan bagi pekerja dari luar yang telah memiliki keterampilan tertentu datang dan bekerja di Indonesia. Hal ini menimbulkan persaingan dalam kalangan pekerja itu sendiri. Dengan demikian, kesejahteraan ekonomi yang menjadi tujuan MEA tidak dapat diwujudkan bila negara tidak atau kurang memperhatikan kebutuhan-kebutuhan masyarakat terutama melalui pelatihan kerja. Gereja melalui Ensiklik Rerum Novarum Art.36 mengindikasikan peranan penting negara dalam meningkatkan kesejahteraan pekerja. Perhatian terhadap kesejahteraan pekerja perlu untuk diwujudkan oleh negara karena melalui kerja mereka yang produktif negara dapat menjadi kaya. Produktivitas kerja menjamin tersedianya barang-barang kebutuhan pokok masyarakat. Bentuk perhatian yang diindikasikan dalam RN art.36 meliputi tersedianya kebutuhan pekerja akan makanan, pakaian dan terjaminnya kehidupan mereka. RN art.36 juga mengindikasikan upaya-upaya lain yang mendatangkan kesejahteraan hidup bagi para pekerja. rnDalam konteks Indonesia yang menghadapi MEA, bentuk perhatian ini dapat diwujudkan melalui pelatihan kerja. Pelatihan kerja dimaksudkan untuk menghasilkan tenaga kerja yang memiliki kompetensi dan keterampilan tertentu. Kompetensi dan keterampilan berguna untuk meningkatkan produktivitas. Melalui produktivitas kerja yang tinggi, para pekerja dapat bersaing dengan tenaga kerja luar. Hal ini menjadi kendala bagi pemerintah karena sebagian besar tenaga kerja memiliki sumber daya manusia yang masih rendah. Hal ini dapat dibuktikan dengan tingginya jumlah tenaga kerja lulusan sekolah menengah ke bawah. Dalam hal ini Gereja dapat berperan terutama dalam karya pastoralnya. Gereja tidak hanya mengkritik situasi sosial yang tidak menguntungkan bagi para pekerja tetapi juga perlu memberikan langkah-langkah konkret mengenai upaya yang diperlukan oleh manusia dalam menghadapi situasi ketidakadilan tersebut. Gereja perlu menghadirkan semangat kristiani yang dilandasi oleh cinta. Oleh karena itu, karya pastoral Gereja harus dan sedapat mungkin diupayakan untuk mengambil bagian dalam pemberdayaan masyarakat terutama kaum pekerja. Hal ini dapat dilakukan dengan pembinaan mentalitas kerja bagi para pekerja. Dengan demikian, Gereja dapat menghadirkan Kerajaan Allah dalam realitas hidup konkret masyarakat.