Record Detail
Advanced SearchText
Negara, Agama dan Hak-hak Asasi Manusia
Mantan Presiden Mahkamah Konstitusi Jerman, Ernst Wolfgang Bockenforde, pernah mengungkapkan sebuah adagium paradoksal tentang relasi antara agama dan negara, Der Staat lebt von Vorausetzungen, die er selbst nicht garantieren kann artinya negara hidup dari syarat-syarat yang tak dapat diciptakannya sendiri. Syarat-syarat dimaksud adalah moralitas substansial yang membentuk akhlak warga. Negara membutuhkan warga yang bermoral agar dapat menata sebuah kehidupan bersama dan membangun jaringan solidaritas. Solidaritas sosial tak pernah bertahan jika sebuah komunitas hanya diisi oleh para egois. Akan tetapi kekuasaan negara tidak dapat menciptakan sendiri moralitas. Sebab jika hal tersebut terjadi negara akan terperosok ke dalam bahaya totalitarisme yang mengintervensi ranah privat dan membonsai kebebasan warganya. Moralitas sudah masuk dalam ranah masyarakat di mana agama, pendidikan, paguyuban-paguyuban dan organisasi-organisasi masyarakat sipil berkiprah. Kekerasan atas nama agama, intoleransi dan rezim moralitas merupakan patologi sosial yang berakar pada rancunya pemahaman tentang relasi antara agama dan negara. Buku Negara, Agama dan HAM coba ikut memberikan kontribusi dalam diskursus tentang relasi antara agama dan negara yang berkembang di tanah air.
Availability
19995 | 320.01 Mad n | Perpustakaan S-2 | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
320.01 Mad n
|
Publisher | Ledalero : Maumere., 2014 |
Collation |
xiv + 175hlm; 13,5x20,5cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
978-979-9447-94-4
|
Classification |
320.01
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available