Image of Makna Nilai Silas dalam Perkawinan Adat Sunda (Implikasi dan peluang inkulturasi dalam perkawinan Gereja Katolik di Tanah Sunda)

Text

Makna Nilai Silas dalam Perkawinan Adat Sunda (Implikasi dan peluang inkulturasi dalam perkawinan Gereja Katolik di Tanah Sunda)



Judul ini dipilih berdasarkan pada kenyataan bahwa Gereja Katolik di tanah Sunda (Jawa Barat) sampai dengan saat ini masih menjadi Gereja berwajah asing. Dengan demikian kita pun menyadari bahwa selain Gereja Katolik minoritas, ia juga berwajah 'asing' di tengah mayoritas masyarakat Muslim dan Sunda. Mereka sebagian besar adalah pendatang yang bukan masyarakat lokal sejak awal. Tentu ini menjadi tantangan besar bagi Gereja untuk dapat mengintegrasikan diri dalam masyarakat setempat. Penulis mencoba meneliti makna dari nilai Silas dalam perkawinan adat Sunda serta melihat implikasi dan peluang inkulturasi dalam perkawinan Gereja Katolik di tanah Sunda. Dari hasil penelitian, penulis menemukan kesamaan nilai silas dengan nilai saling mencintai dalam perkawinan Gereja Katolik khususnya di dalam mewujudkan tujuan perkawinan yaitu kesejahteraan suami-isteri (bonum coniugum) serta kelahiran dan pendidikan anak (bonum prolis). Di dalam perkawinan Gereja Katolik dari kodratnya cinta perkawinan menuntut kesetiaan yang tidak boleh diganggu gugat oleh suami isteri. Itu merupakan akibat dari penyerahan diri dalamnya suami istri yang saling mencintai dan saling memberi diri. Sedangkan di dalam perkawinan Sunda nilai-nilai yang terkandung di dalam Silas menekankan pentingnya keharmonisan hubungan antar mempelai dalam kehidupan perkawinan. Tujuannya ialah agar kedua mempelai hidup bahagia dan sejahtera sebagai suami istri. Kebahagiaan dan kesejahteraan inilah yang menjadi buah dari hidup yang harmonis dalam pernikahan. Orientasi inilah yang terkandung dalam makna Silas pada hakikatnya untuk meningkatkan kualitas manusia sebagai ciptaan Hiyang dalam kehidupan perkawinan. Dalam tradisi Sunda ada upacara-upacara adat yang masih dilestarikan di tengah kehidupan umat Katolik sampai sekarang ini. Bahkan di antara pelaksanaan upacara-upacara tersebut ada yang masih terus digali dan dikembangkan. Salah satu upacara adat yang khas ialah upacara perkawinan. Kesakralan sebuah upacara adat perkawinan Sunda dapat dibuktikan dari ritual upacara yang terjadi selama dua hari berturut-turut. Keduanya meliputi upacara persiapan perkawinan yang disebut dengan Ngeuyeuk seureuh dan upacra kesepakatan nikah yang dipimpin oleh jaro tangtu. Penulis pada upacara perkawinan tersebut melihat adanya peluang yang dapat dilaksanakan sebagai tawaran untuk petugas pastoral. Penelitian tentang makna nilai Silas dalam perkawinan Sunda ini belumlah selesai dan tuntas, namun kebaruan di dalam gagasan-gagasan teologisnya dapat menjadi pedoman untuk refleksi teologis inkulturatif selanjutnya.


Availability

18.01015261.8 Alf mPerpustakaan STFTAvailable

Detail Information

Series Title
-
Call Number
261.8 Alf m
Publisher STFT Widya Sasana : Malang.,
Collation
ix + 141hlm; 21,5x28cm
Language
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Classification
261.8
Content Type
-
Media Type
-
Carrier Type
-
Edition
-
Subject(s)
Specific Detail Info
-
Statement of Responsibility

Other version/related

No other version available




Information


RECORD DETAIL


Back To PreviousXML DetailCite this